Pemilu 2009 sudah makin mendekat, pesertanya cukup membludak, 34 partai politik wajah lama dan wajah baru. Begitu meriah pesta demokrasi yang akan kita lakoni. Persoalannya, ternyata sebagian rakyat mulai menunjukkan sikap “kurang berkenan” dengan keberadaan Parpol. Buktinya, sebagian Pilkada ternyata dimenangkan oleh Golput.
Rakyat semakin pintar dan rasional, apalagi dengan adanya fenomena di internal partai sendiri jarang yang kompak. Sebagian Parpol terpecah, ada yang melahirkan Parpol baru, ada juga yang memiliki kepengurusan ganda. Rakyat jadi makin kritis dan muncul pertanyaan, bagaimana bisa mensejahterakan rakyat kalau mengurusi diri sendiri saja belum becus.
Maka muncul ke permukaan, “Buat apa Parpol?”, “Apa guna Parpol”. Kemudian muncul plesetan lagu “Buat apa susah, buat apa susah, susah itu tak ada gunanya”. Nah, kata “susah” diganti kata “Parpol”.
Tetapi demokrasi harus terus berlanjut dan makin membaik, hal ini menjadi tantangan bagi pengurus Parpol, untuk lebih meningkatkan kinerja dan kreatifitasnya. Jika tidak, maka lagu sumbangpun akan bersenandung, “Buat apa Parpol, Buat apa Parpol…, Parpol itu ………”
September 30, 2008 pukul 9:58 am
Ikut GolPut atau GolTam?
hehhehe… AKu sampe sekrang masih masuk ke GolPut…
September 30, 2008 pukul 3:28 pm
Kalau Parpol tidak ada, maka pemilu tidak ada dan tidak rame, hehehe,,,,