Beberapa hari ini saya aktif blogwalking dan menemukan beberapa blog yang ditulis oleh para mualaf yang cenderung menjadi bumerang bagi kaidah Islam dan dalam beberapa hal patut dicurigai. Mengapa?
Apabila rekan saya sesama muslim menjadi “pembaharu” dalam ajaran Islam dan mengobrak-abrik kebobrokan agama Islam, saya tidak perlu menjadi curiga. Jaringan Islam Liberal yang selama ini berusaha mengambil posisi sebagai kekuatan Islam pembaharu di negara ini, telah menjadi idola bagi beberapa kelompok muslim di Indonesia. Dengan mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks Alquran serta mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural, menjadikan JIL membuka ijtihad pada semua dimensi Islam.
Terlepas dari pro kontra sebagian muslim terhadap pemahaman Islami mereka, namun sebagian besar muslim masih mau menganggap JIL sebagai salah satu pintu untuk membawa Islam ke arah yang lebih baik, sebagai sesama muslim.
Lalu bagaimana dengan para mualaf? Dalam beberapa hal, para mualaf dapat kita gunakan sebagai senjata ampuh dan objek promosi gratis untuk mensyiarkan agama yang diajarkan oleh Muhammad SAW. Bahkan di berbagai forum debat, kita kaum muslim dapat dengan gampang mematahkan semua dalil para kafir dari Kristen, Hindu, Budha atau agama apapun juga hanya dengan menyodor-nyodorkan contoh para mualaf di depan para kafir. Mau agama apapun, kita punya mualaf nya!
Selain sebagai objek promosi gratis, para mualaf dengan pengalaman spritual pribadi nya juga dapat dengan sendirinya men sharing kan pengalaman nya kepada orang lain. Dapat anda lihat beberapa blogger mualaf seakan berlomba mencitrakan dirinya sebagai Muslim sejati, terlepas dari agama mereka.
Namun yang menjadi kekhawatiran adalah, dalam proses pembelajaran mereka ketika menjadi Muslim ini, ada beberapa blogger mualaf yang seakan cuma sekedar nyeletuk. Mereka masih bergumul dengan dirinya sendiri untuk mencari jati diri yang tepat di masyarakat agar bisa diakui sebagai Muslim. Dan aibatnya kaidah Islam yang seharusnya mereka suarakan dengan benar, malah menjadi bumerang bagi ke Islam an itu sendiri. Alih-alih malah membongkar kebobrokan Islam sendiri ke dunia luar… HUH!
Tragis.. setelah membaca postingan seorang mualaf yang bertajuk Justru Setelah Jadi Muslim, Aku Tahu Kristen Itu Benar. Didalam tulisannya ia menuliskan, “Inilah yang ingin kukatakan padamu, Ibu, dengan setulus hatiku: justru setelah aku menjadi muslim, maka aku makin yakin bahwa Kristen, agama kalian, tidak salah.”
Masya allah, mualaf macam apa ini? Bahkan kepada ibunya sendiri dia seolah mengakui bahwa ia telah durhaka dengan menjadi Muslim.
Banyak lagi mualaf “tanggung” yang menulis di blog nya seputar pengalaman rohani nya setelah menjadi Muslim. Mereka masih saja mencoba menggali sisi Islam dari dirinya dan menuliskannya dalam tulisan yang akhirnya membuat nafas Islami sendiri menjadi kabur. Apalagi kalau yang nulis adalah mualaf yang hanya karena ikut suami/istri entah karena dipaksa pindah agama, tekanan keluarga pasangan dan masyarakat, atau mungkin karena diperkosa (who knwos?) , dijamin nggak jelas dah maksud tulisannya!
Semua ini terlepas dari kecurigaan lain mungkin anda hanya berpura-pura menjadi mualaf atau bagian dari taktik intelijen agama asal anda.
Sebagai sesama muslim, saya meminta kepada para mualaf agar tetap menjaga tulisan anda berada pada koridor Islam (jika anda hendak menulis seputar Islam). Pergumulan dan konflik di diri anda bukan sesuatu hal yang harus anda keluarkan, jadikan itu sebagai proses pendewasaan diri anda sebagai Muslim. Tidak perlu terlalu banyak nyerocos tidak karuan dan hanya akan menjadikan pembaca anda tidak melihat jelas ke Islam an anda, dan malah membuka kebobrokan agama Islam dan mencoreng ke Islam an anda.
Saya tahu ini ada hubungannya dengan kebebasan berbicara (baca:menulis) di blog anda sendiri, tapi pergunakan akal anda walau hanya sejengkal.
Kami menghargai keinginan anda untuk menjadi Muslim, dan di Alquran juga sudah jelas apa hak dan kewajiban anda, bahkan posisi anda jelas sekali dituliskan disana. Maaf saya tidak perlu menuliskan ayatnya disini karna akan membuat anda tersinggung. Cukup dengan menjadi mualaf dan bersedia untuk dipromosikan ke agama asal anda, maka anda telah kami rangkul erat masuk dalam “Muslim Family.”
Baru setelah anda mantap dengan ke Islam an anda, mari mensyiarkan agama Islam dengan cara-cara lembut dan bahkan keras seperti yang kita yakini dari setiap tetes ayat Alquran yang anda pelajari dan menjadikan Islam menjadi agama yang akan menguasai setiap inchi permukaan bumi ini.
Oktober 28, 2008 pukul 1:04 pm
Ah, anda memang bisa aja memilih topik.
*nonton*
Oktober 28, 2008 pukul 2:51 pm
slmt malam dan salam kenal.
Oktober 29, 2008 pukul 2:14 am
“Kami menghargai keinginan anda untuk menjadi Muslim, dan di Alquran juga sudah jelas apa hak dan kewajiban anda, bahkan posisi anda jelas sekali dituliskan disana. Maaf saya tidak perlu menuliskan ayatnya disini karna akan membuat anda tersinggung. ”
ck..ckck katanya islam agama yg tidak mengenal kasta
udah nabinya miara budak-budak (doyan di”gituin” tanpa dinikahi) ini allohnya membeda-bedakan umatnya lagi….buseeet! (= bujukan setan)
Oktober 29, 2008 pukul 10:11 am
Terlepas dari pandangan anda yang melihat mualaf sebagai obyek untuk dieksploitasi… Memang caranya segampang itu untuk mematahkan dalil agama? Kalau iya, rasanya dalil agama Islam juga gampang banget dipatahkan oleh agama lain… toh mereka juga punya orang-orang yang pindah dari Islam ke agama mereka. 😉
Oktober 29, 2008 pukul 2:34 pm
Keren…
*gelar tiker disamping dana*
Oktober 29, 2008 pukul 10:03 pm
Bagus memang kang … ajari saya soal yang beginian, agar saya mengerti.
*ambil posisi paling belakang, dan nyimak*
Oktober 30, 2008 pukul 12:19 am
1. Repotnya, para mualaf inih emang ndak dipantau lebih lanjut setelah memeluk Islam. Seringkalee mereka inih jalan masing-masing. Lebih gawat lagee kalok nyang mangslup etnis keturunan, nyang terjadi malah sukak-sukak “dicurigai” seolah mangslupnya ke Islam karena ada maunya….. Beda banget sama Nasrani nyang abis dapet Gembala nyang tersesat, akan terus dielus-elus dan dikasi makan sampe bener-bener layak dilepaskeun….
2. Ndak heran sayah kalok sebuwah embassy mau nyeponsorin Pesta Blogger 2008. Karena dengan begetoo seolah memberikeun jaminan pada semuwa nyang “diluwar mainstream” untuk bersuwara. Inih emang perjuwangan panjang ( mereka ), damana diharapkeun dikit demi sedikit akan mengikis keimanan Islam.
3. Sayah rada ndak ngeh sama kalimat inih, boss….
Nyang dimangsud sebagiyan besar umat Islam, ituh Islam nyang mana yah ???
Soale sayah termasuk ndak sukak sama pembawaan JIL….
November 4, 2008 pukul 9:52 am
mualaf…memang harus terus di rangkul oleh para muslimin yang telah paham dengan agama islam ….. betul tidak?
biar bagaimana pun mualaf itu bagaikan anak kecil yang baru bisa berjalan, jadi jalannya masih ngaco dan kemana2 belum jelas, kadang bisa jatuh kadang bisa jd berlari….nah tugas kita para muslim bersama tuk terus saling mengingatkan, baik untuk mereka dan untuk kita sendiri…betul tidak?
*hehehehe…bisabangedgwyaktpbenerga*
November 5, 2008 pukul 12:45 pm
Inilah Tugas Muslim yang lebih punya pengalaman, wawasan serta pemikiran dan pengetahuan agama yang cukup serta mumpuni untuk membimbing, bukan hanya curiga dan skeptis, marilah kita rangkul saudara kita yang baru dan di bimbing, secara mereka kan masih awam, jadi butuh bimbingan bukan hanya doktrin . Kita Tunjukan kalau mereka sudah mendapatkan pilihan yang tepat dan tinggal mengisinya dengan benar
November 5, 2008 pukul 12:48 pm
yang mualaf harus dirangkul dong 🙂
November 6, 2008 pukul 5:39 am
Loh, bukankah islam agama sempurna ? mengapa Anda khawatir kalau mualaf membongkar kebobrokan Islam ? kan sempurna bung ! 🙂
November 7, 2008 pukul 2:53 am
gw hati2 ma perkataan ah ntar da yg marah!
November 7, 2008 pukul 9:01 am
saya pernah mampir ke blog yang dikupas, tapi kok sulit menerima bahwa bloggernya seorang mualaf setelah kalimat demi kalimatnya disimak dengan jeli. saya membaca beberapa postingan di sana dan kesimpulan itu masih tetap sama.
November 9, 2008 pukul 11:47 am
so its up2 u all to think about it!!
November 9, 2008 pukul 2:13 pm
saya merasa aneh kalo terjadi kekhawatiran terhadap mualaf. sungguh merupakan pertanyaan apabila mengaku sebagai agama sempurna namun khawatir akan kesempuranaan itu sendiri ? bahkan berusha mencegah mualaf untuk mengexpresikan kayakinannya dengan membuat milis yang ditujukan kepada ibunya? sementara mereka yang berkeyakinan lain yang saya lihat mereka setidaknya tidak memperlihatkan kekhawatiran seperti itu. in menambah keyakinan saya tidak ada yang sempurna didunia ini.
November 10, 2008 pukul 2:12 am
Justru kita harus merangkul mereka dari kedok kedok perusak akidah Islam seperti JIL, karena para Muallaf sedang mencari arti sesungguhnya sebuah agama…
Semoga mereka tidak terjebak oleh orang yang tidak menginginkan mereka menjadi seorang muslim yang kaffah.
Salam hangat and salam kenal
November 12, 2008 pukul 1:36 am
saya selalu bertanya-tanya, mengapa sebagian orang menyebut agama di luar Islam adalah kafir. memang dalam setiap agama terdapat klaim bahwa agamanyalah yang benar, akan tetapi bukankah agama adalah jalan dan setiap orang sebagai causa moralis memiliki pilihan untuk mencari jalan guna bekal setelah kehidupan berakhir. hal ini juga terjadi pada agama-agama lain terutama agama semit (samawi) yang menyatakan jalan menuju ke surga selain melalui kepercayaan penuh terhadap Tuhan adalah harus menjalankan ajaran agama-agama tersebut yang terkadang dari beberapa sisi yang bersifat kontekstual dengan budaya Indonesia terkesan kontraproduktif. Bukankah Tuhan adalah Tuhan dari semua orang dan maha adil tanpa membeda-bedakan bagaimana mereka mempercayaiNya dan menyembahNya?
November 16, 2008 pukul 4:44 pm
selamat menyelami kegilaan aceh `merdeka`.
selamat berkarya.
jalan kita memang berbeda,
tetapi saya yakin,
anda dan saya satu syahadat.
“hanya Allah yg patut disembah”
“muhammad itu Kekasih Allah”.
November 18, 2008 pukul 1:29 pm
Menurut saya yg awam, Islam tidak ada kebobrokannya, semakin kita perdalam, semakin terasa keindahannya, bila ragu, silahkan anda yg berseberangan dgn Islam, utk membuka dialog / debat antara Islam dgn yg lainnya, niscaya anda akan mengakuinya..Islam bobrok, karena perbuatan kita, bukan karena ajarannya..Wassalam
Mei 12, 2009 pukul 7:51 pm
lhadalah………, agama-agama impor dari gurun koq diperdebatkan?!? pasti jadinya adu fisik!
kalo agama dari daratan asia timur baru bisa dibuat debat…. ajaran-ajaran dari asia timur kan so pisful en harmonik!
November 22, 2008 pukul 11:04 am
Kirim SP!..
November 23, 2008 pukul 6:43 pm
Dalam dunia MAYA …
POSTINGAN SERUPA APAPUN TIDAK BISA DIPERTANGGUNG JAWABKAN ….
TITIK !
November 23, 2008 pukul 7:36 pm
Mereka masih bergumul dengan dirinya sendiri untuk mencari jati diri yang tepat di masyarakat agar bisa diakui sebagai Muslim. Dan aibatnya kaidah Islam yang seharusnya mereka suarakan dengan benar, malah menjadi bumerang bagi ke Islam an itu sendiri. Alih-alih malah membongkar kebobrokan Islam sendiri ke dunia luar… HUH!
NAH LO…! Berarti secara ‘tersirat’ anda mengakui dgn JUJUR rupanya, bahwa anda khawatir kenyataan ttg ‘kebobrokan Islam’ terbongkar ke dunia luar… HAHAHA.
Tragis.. setelah membaca postingan seorang mualaf yang bertajuk Justru Setelah Jadi Muslim, Aku Tahu Kristen Itu Benar. Didalam tulisannya ia menuliskan, “Inilah yang ingin kukatakan padamu, Ibu, dengan setulus hatiku: justru setelah aku menjadi muslim, maka aku makin yakin bahwa Kristen, agama kalian, tidak salah.”
Masya allah, mualaf macam apa ini? Bahkan kepada ibunya sendiri dia seolah mengakui bahwa ia telah durhaka dengan menjadi Muslim.
Alhamdullilah mualaf tersebut justru mengatakan Kebenaran.
:-))
November 24, 2008 pukul 2:04 am
Yang ditakutkan itu bukan masalah bobrok atau tidaknya suatu agama tapi yang lebih dikhawatirkan adalah fitnah.
Soal mualaf yang ternyata malah mengatakan hal yang negatif tentang Islam, hal itu bisa terjadi karena pemikirannya yang mungkin tidak sesuai dengan para penganut Islam.
Atau mungkin karena doktrin agama sebelumnya yang sangat kuat sebelum dia masuk Islam.
Manusia akan sulit menerima, jika keyakinan tersebut berbeda atau belum terbiasa.
Jika orang mau menerima dan masuk Islam, hal itu karena dia bersedia menjadi umat Islam dan seharusnya dia menganut Islam sama seperti dia menganut agama sebelumnya.
Tetapi kalau malah mengatakan hal yang buruk tentang Islam, berarti orang tersebut telah mempermainkan agama.
Orang yang mempermainkan keyakinan terhadap agama, perlu dipertanyakan keyakinannya kepada Tuhan.
Terima kasih.
November 24, 2008 pukul 2:57 am
Sodaraku, muallaf itu banyak macemnya, ali sina konon pernah muallaf, harusnya ada aturan buat seorang muallaf kalo perlu dilarang, supaya hanya orang bener aj yg muallaf, ingat g.. Dulu Nabi/sahabat menerima perjanjian dgn kafir.. yg melarang orang masuk islam, sepintas kita di rugikan, tapi dgn bgitu otomatis… hanya org yg bener aj yg brani masuk islam. Tolong koreksi kalo ad yg salah.
November 24, 2008 pukul 4:02 am
Harusnya ad aturan yg melarang orang kristen masuk islam… Klo mereka benar2 mau jadi muslim yg baik pasti mereka mau melanggar aturan itu, logis kan??? ini adalah siasat Rosulullah jaman dulu yg patut kita renungkan.
November 26, 2008 pukul 2:16 am
MUALAF ADALAH ORANG YANG DIBERI HIDAYAH..
BIARKAN ORANG MAU BERKATA APA YANG PENTING KAMU SUDAH MEMILIH AGAMA SESUAI HATI NURANI KAMU..
KALAU MAU NULIS HARUS TAU DULU ISINYA.
seorang mualaf yang bertajuk Justru Setelah Jadi Muslim, Aku Tahu Kristen Itu Benar.
DIA JUSTRU BERUNTUNG MASUK ISLAM, DAN DIA YAKIN DENGAN ISLAM YANG SEMPURNA. ITU HANYA BLOG YANG DIBIKIN SENSASIONAL OLEH MUALAF MEDAN.. BAHWA AGAMA APAPUN BENAR BAGI PENGIKUTNYA, TETAPI YANG DIYAKININYA CUMA ISLAM
November 26, 2008 pukul 12:08 pm
emang,, aneh aneh aja ya…
orang-orang seperti itu kayaknya tidak memahami islam dengan sebenar-benarnya. mereka menyalahartikan apa yang diperolehnya dan menyingkirkan kesempatan untuk bertemu dengan jalan yang sesungguhnya…
November 28, 2008 pukul 4:35 pm
Alaaah ..
gw juga dah tau kok akal akalannya MUALAF juga skarang tuh banyak …
Mereka NGAKU MUALAF AGAR BISA DAPET ZAKAT khan..
gw juga sering didatengin mualaf yang minta curhat nyang Ujung Ujungnya minta DUIT JUGA ..
Kaga Bisa dipertanggung jawabkan tuh…
(tapi kita harus ber husnudzan pada orang yang ingin kembali ke ISLAM)
Desember 1, 2008 pukul 6:49 am
Catshade Berkata:
Oktober 29, 2008 pukul 10:11 am
Lalu bagaimana dengan para mualaf? Dalam beberapa hal, para mualaf dapat kita gunakan sebagai senjata ampuh dan objek promosi gratis untuk mensyiarkan agama yang diajarkan oleh Muhammad SAW . Bahkan di berbagai forum debat, kita kaum muslim dapat dengan gampang mematahkan semua dalil para kafir dari Kristen, Hindu, Budha atau agama apapun juga hanya dengan menyodor-nyodorkan contoh para mualaf di depan para kafir. Mau agama apapun, kita punya mualaf nya!
…
Cukup dengan menjadi mualaf dan bersedia untuk dipromosikan ke agama asal anda, maka anda telah kami rangkul erat masuk dalam “Muslim Family.”
Terlepas dari pandangan anda yang melihat mualaf sebagai obyek untuk dieksploitasi… Memang caranya segampang itu untuk mematahkan dalil agama? Kalau iya, rasanya dalil agama Islam juga gampang banget dipatahkan oleh agama lain… toh mereka juga punya orang-orang yang pindah dari Islam ke agama mereka. 😉
(hasil quote)
Orang yang masuk Islam adalah orang yang sebenar-benarnya rugi baik dunia maupun akhirat sebab terbelakang semuanya.Banyak juga kok yang kafir dari Islam bahkan masuk kesemua agama lalu anda akan bicara apa?Moslem Family???sejak kapan ada Moslem Family yang ada malah Moslem Ngamilin yaitu banyak TKI kita yang di Semenanjung Arabia dihamilin oleh orang arab sebab mereka menganggap TKI kita itu BUDAK bukan sesama muslim jadi deh Moslem Ngamilin.Ga usah ngomong banyak bahwa Islam Rahmatan lil al amien sedangkan banyak negara Islam lebih miskin dari Kamboja yang negara Budha dan orang-orangnya lebih liar dari orang Papua itu saja sudah jadi contoh jadi tidak usah bicara banyak.
Desember 23, 2008 pukul 3:52 am
ikutan nyimak
*duduk paling belakang, eh sudah ada mba rindu. pindah ke depan udah penuh. udah di pintu aja deh…*
Januari 3, 2009 pukul 4:30 pm
All,
Mbok ya kalo ndak mengerti ditanyakan kepada yg lebih mengerti supaya tidak terjadi fitnah……
Baik yang muslim maupin nonmuslim, kalo mau memperdalam ttg Islam atau yang baru mau belajar mbok ya belajar sama org yang paling mengerti….
inget2 pesenku ini…
Wassalamu’alaikum
Februari 19, 2009 pukul 1:12 am
Kebenaran… semakin diungkap semakin bersinar.
Hanya kelemahanlah yang perlu ditutup-tutupi, sebab bila diungkap maka akan memalukan!
Saya punya kenalan yang sangat berada. Sayangnya kehidupan mereka sangat tidak bahagia sebab mereka mempunyai beberapa anak yang cacat mental. Kehidupan mereka sangat terkuras waktu maupun pikirannya karena secara mauluriah harus melindungi anak-anak cacat tsb.
Satu keluarga mereka yang lainnya sangat berbeda.
Mereka mempunyai anak-anak yang sehat dan sangat cerdas. Maka kehidupan rileks bisa mereka jalani, sebab tidak perlu terlalu kuatir pada keadaan anak-anak mereka karena bisa mandiri.
Sesuatu yang sudah sempurna untuk apa lagi dikuatirkan?
Ini hanya sekedar nyumbang kebodohanku saja, maaf ya!
Februari 26, 2009 pukul 7:53 am
nemenin tren di bandung..jongkok di pintu…
Mei 6, 2009 pukul 10:25 am
Ah org lg semangat dalam rangka mau umumkan mrk punya pikiran tidak mengapa toh ?
sambil itu orang terus pigi banyak belajar untuk dikemudian hari makin punya itu wawasan toh ?
en kamu orang ada salah bicara (aku rasa)…… “Alih-alih malah membongkar kebobrokan Islam sendiri ke dunia luar… HUH!”…haha you orang maksud itu kebobrokan sebagian muslim (krn ketidak mengertian ,budaya dll) atawa you maksud ISLAM ada mengandung kebobrokan ? you harus kasih keterangan mengenaI hal itu !
Kita orang semua yakin adapun ISLAM itu sempurna,en ajaran kesempurnaan adalah tidak mungkin mengandung suatu kebobrokan.
Mengenai ada satu mualaf menyatakan .justeru dia orang ada menemukan kebenaran dalam jesus,harus kritis membacanya,karena ada satu dua org menggunakan gaya antagonis terselubung alias berperan seakan akan mualaf pdhl dia sedang ‘ berdakwah’ mencari kambing sesat.
wasalam
Nb. aku orang treak dr pager nih ,karena itu suasana didalam sudah begitu penuh sesak.aku dibelakangnya tipsbisnisuang.
Mei 15, 2009 pukul 8:22 am
1. Kita sebaiknya jangan buruk sangka deh.apa yang kita sangka jelek kan belum tentu jelek, demikian sebaliknya yang kita sangka baik belum tentu baik.
2.Jika mualaf salah ya kita beritahu,kalo dia nggak mau ya dibatin saja dan kita doakan agar dia diberi hidayat.
3. Diskusi dgn topik begini memang mengundang reaksi.
Juni 2, 2009 pukul 3:41 pm
hihihihihihiiiiiiiiiii……….hahahahaaaaa……………
Februari 11, 2011 pukul 9:43 am
“Lakum dinukum waliadin”
Agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah agamaku..
jadi silahkan dipertanggungjawabkan masing-masing..
agama adalah individu..