Iklan PKS yang memunculkan beberapa tokoh dari berbagai latar belakang ormas mendapat suara keras dari tokoh muda NU, Marwan Ja’far. Dia mengolongkan tindakan yang dilakukan PKS sebagai ghasab. ”Ini kan soal etika politik ada kulonnuwonnya lah. Kalau saya bisa katakan lebih keras, saya bisa bilang ini ghasab dan itu hukumnya dosa. Ghasab itu mengambil milik orang lain dan artinya dosa, dari sisi substansi apapun ini hukumnya ghasab,” katanya dalam diskusi dialektika demokrasi di pressroom DPR, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (14/11/2008).
Selain itu, menurutnya dari berbagai sisi baik dari sisi ideologis maupun kultur antara NU dengan PKS jauh berbeda. ”Dari sisi aswaja (ahli sunnah wal jamaah), secara kultur tradisi juga beda dan secara etika itu enggak benar,” tegasnya.
Menurutnya PKS adalah partai yang ekslusif dan menurutnya mazhab yang dimiliki oleh PKS juga tidaklah jelas. (baca Mengapa Masjid Harus Diambilalih) ”PKS cenderung ekslusif, mazhabnya juga enggak jelas, jualannya Islam justru Islam secara simbolik,” ketusnya. Menurut Ja’far, iklan PKS yang mengambil sosok KH Hasyim Asy’ari adalah sebuah kemunafikan. Sebab, dalam prakteknya di lapangan sikap PKS sangatlah berbeda dengan ideologi NU. “Ini politik kekanak-kekanakan yang luar biasa. Jika di lapangan tidak sesuai dengan ideologi NU, itu suatu kemunafikan,” ujar anggota Komisi III Ini. Dalam kesempatan itu, Marwan pun mengkritik PKS sebagai partai yang cenderung ekslusif dan mempunyai ideologi yang tidak jelas.
“Jualannya Islam secara simbolik, bukan substantif,” tandasnya.
Hadir pula politisi PDIP Budiman Sudjatmiko, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, dan Ketua Bapilu PMB Yusuf Warsyim pada diskusi tersebut. Selain memasukkan tokoh pendiri NU KH Hasyim Asy’ari dalam iklannya, PKS juga menggunakan tokoh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Tokoh muda Muhammadiyah, Yusuf Warsyim, pun menilai tokoh KH Ahmad Dahlan perlu dipatenkan agar ‘sengketa tokoh’ sejenis tidak terjadi lagi. “Untuk menghindari masalah seperti ini lagi maka perlu dipikirkan upaya-upaya untuk mematenkan tokoh KH Ahmad Dahlan. Agar bisa digugat secara hukum kalau terjadi lagi nantinya,” ujar Yusuf Warsyim. Menurut Yusuf, upaya pematenan ini juga akan dibicarakan kepada Ketua PP Muhamadiyah Din Syamsudin dan seluruh tokoh nasional Muhamaddiyah.
“Kami akan komunikasikan dengan beliau dan secara persuasif kepada seluruh tokoh nasional seperti dalam sidang Tanwir,” ujar Yusuf
Dalam kesempatan itu Yusuf juga menjelaskan, sebentar lagi PMB akan melansir iklan untuk pemilu 2009. Dalam iklan tersebut, kata dia, PMB akan mengedepankan konsep rekonsiliasi nasional dan persatuan. “Namun tidak akan terjebak dengan hal-hal yang simbolistis dan mengultuskan tokoh tertentu,” pungkas Yusuf menyindir iklan PKS.
Sementara itu, mantan aktivis mahasiswa Budiman Sujatmiko mengatakan bahwa, “Tanpa menjadikan Soeharto guru bangsa, rekonsiliasi pun bisa tetap berjalan.” Untuk mewujudkan rekonsiliasi, lanjut Budiman, tidak perlu sampai mengangkat Soeharto yang tadinya bercitra negatif lalu diangkat menjadi guru bangsa.
Menurutnya, kalau mau mewujudkan rekonsiliasi, cukup mengangkat Soeharto setara sebagai manusia biasa yang tidak perlu dideskreditkan. “Yang tadinya dipersetankan, dijadikan manusia biasa saja. Jangan dijadikan malaikat,” tegas caleg PDIP ini.
Namun demikian, lebih lanjut Budiman juga menjelaskan bahwa PDIP tidak mempermasalahkan sosok Soekarno yang juga muncul dalam iklan PKS. “Saya tidak mempermasalahkan secara pribadi, dan saya kira PDIP juga tidak mempermasalahkannya,” pungkas mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini. Karena hal itu merupakan nilai tambah bagi PDIP karena tokoh nya diagungkan oleh partai lain.
November 14, 2008 pukul 7:33 pm
Saya sebagai kader NU, bisa memahami dan merasakan keberatan kalangan Nahdliyin terhadap tayangan iklan PKS tersebut. Sebab, di satu sisi PKS dikenal sering menyerang ajaran dan amalan NU, di sisi yang lain justru memasang pendiri NU untuk kepentingan politiknya.
Masih seringnya terjadi konflik kecil dalam masalah amalan keagamaan yang sifatnya khilafiyah. PKS belum membuktikan ia setuju dengan amal keagamaan yang dijalankan oleh KH Hasyim Asy’ari dan warga NU. Masih ada konflik-konflik dalam persoalan amaliyah tersebut.
Upaya PKS untuk menarik massa NU lewat iklan ini tak akan berhasil. Orang NU sudah tahu PKS apa, NU apa, ditarik-tarik ya nga mau!
November 14, 2008 pukul 7:36 pm
Wah gawat ini, dulu ulama yang bersarung bercita-cita mendirikan negara darus salam (negara yang menyejahterakan), negara Indonesia, bukan darul Islam (negara Islam). Pada tanggal 22 oktober 1945 dikeluarkanlah fatwa Resolusi Jihad, bahwa membela tanah air sama dengan membela agama.
Para ulama yang yang tergabung dalam NU berjuang membela tanah air sebagai bagian dari tugas agama. Maka tugas membangun Indonesia adalah tugas agama.
Kepada para kader NU dari seluruh wilayah di Indonesia diharapkan agar pesantren bisa menjadi basis utama gerakan penerangan terhadap kesalahfahaman kelompok Islam yang benci terhadap ubudiyah warga NU serta meluruskan berbagai ajaran yang menyimpang.
Tanpa pesantren yang mau memahami heterogenitas mungkin Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini tidak akan pernah lahir
November 15, 2008 pukul 7:47 am
Saya rasa wajar2 saja jika PKS mengambil tokoh-tokoh nasional, toh kita ini negara nasionalis, negara kesatuan, kenapa pula tokoh2 yang telah menjadi tokoh nasional malah harus dimonopoli oleh beberapa kelompok saja.
Apakah KH Hasyim Asy’ari itu tokoh nasional atau tokoh NU? kita berpikir secara sempit atau secara luas?
Jika memang demikian, maka hapuskan saja KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh nasional dan patenkan dia sebagai milik NU. Beres kan?
Inilah perbedaan antara berpikir besar dan berpikir sempit
November 15, 2008 pukul 11:54 am
Saya setuju pendpt pak/mas Baiquni,sbg bgs Indonesia tdk ada larangan bg kita ataupun PKS untk mengagumi atau menghormati tokoh2 nasional,knpa harus diributkan?Gitu aja koq repot!
November 15, 2008 pukul 12:47 pm
Ini bukan masalah boleh atau tidak, tapi konsistensi. Dari pengalaman, saya takut partai semacam PKS ini ujung2nya sama aja dengan partai lain, Gak perlu dibahas aib PKS, tapi buat masyarakat agar berhati-hati aja agar tidak sampai kecewa nantinya.
PKS cuma nebeng nama tokoh hanya untuk menggaet pemilih, tapi jalur perjuangan mereka berbeda dnengan si tokoh, ini bisa dinamakan kebohongan publik
November 15, 2008 pukul 9:47 pm
Hubungan panas NU-Muhammadiyah dengan PKS sebenarnya bukan kali ini saja. Sengketa perebutan tempat ibadah serta badan amal usaha juga menjadi fakta yang tidak bisa dibantah antara PKS dengan dua ormas keagamaan terbesar di Indonesia tersebut. Termasuk pendirian PMB juga terpantik dengan eksistensi PKS yang menampung warga Muhammadiyah.
November 16, 2008 pukul 9:04 am
Kita lihat, atasan kita bisa belajar apa ^^
Bukankah semua ulama mengatakan, bahwa masalah khilafiyah amalan-amalan ibadah bukanlah suatu hal yang harus dipertentangkan apalagi diadu, namun perlunya pencerdasan pem-floor-an asal usul amalan ibadah tersebut. Itu lho, bila itu awal dari perdebatan.
Namun saling menghargai tokoh-tokoh, baik tokoh ulama maupun tokoh nasional, saya rasa bukan suatu hal yang salah. Bahkan mungkin bisa jadi pencerdasan sejarah buat rakyat yg nonton. Bisa jadi banyak orang bertanya, “siapa sih KH.Ahmad Dahlan itu?”
Taruhan deh, sebagian anak sekolah umum menengah pertama tidak tahu siapa beliau.
Mahzab PKS tidak jelas?? yuk selidiki… ^^ bila perlu buka thread khusus pembahasan empat mahzab, dan bagaimana imam-imam mahzab tersebut saling mencintai dalam ukhuwah (bukan sekedar menghormati!)
November 16, 2008 pukul 2:31 pm
saya kira nggak masalah tuh…
itulah kehebatan tim iklannya dan fungsi iklan tersebut…
percuma iklan besar dengan dana besar bila tidak membuat semacam riak dan “brand” bisa di bangun,
Saya rasa, sudah saatnya, para politikus ini tidak berpikir sempit dan tidak mengedepankan terobosan baru [dalam berpolitik], sehingga otaknya bisa digunakan untuk tidak sekedar membuat bualan bualan kosong.
coba dihitung, sudah berapa besar keuntungan PKS dengan adanya polemik ini?.. dan ini saya anggap berhasil !!
kaum muda, mengaku mewakili kaum muda, tapi masih memakai cara cara lama berpolitik !! mendingan menjadi tua sajalah.
November 17, 2008 pukul 6:02 am
sama kambing dibedakin aja kok pada mau
November 17, 2008 pukul 10:46 am
Budiman Sujatmiko TAEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEK………
DARI DULU PETASAN CABE RAWIT TETAP SAJA SANA SAMPAI KINI. YANG BERCITA NEGATIF DAN SETAN ITU ELO, KAGAK USAH DISETANIN UDAH SETAN DARI SONONYA. DASAR PDIP NGGAK TAU MALU!!!! NGGAK ADA BEDANYA DG PKS.
GUA SUMPAHIN YG BERANI JELEKIN PAK HARTO MODAH2AN TEWAS MENGENASKAN DI TOL DALAM WAKTU DEKAT, NGGAK ADA YG MELAYAT
November 17, 2008 pukul 1:20 pm
[…] Posts Koleksi Kartun AktualMenyimak Iklan Politik PKSMembantu menganalisa situs penyebar wajah Imam Samudra berkain kafanAmrozy Cs dan Indoktrinasi […]
November 17, 2008 pukul 5:12 pm
Saya orang Nahdliyyin (NU), tapi saya mencoba merasakan masalah yang menimpa Muhammadiyyah. Kalau mau terbuka, PKS tentu saja sudah melakukan kalkulasi politik mengapa “mengambil” KH. Ahmad Dahlan saat momentum Sumpah Pemuda. Ini bukan persoalan KH. Ahmad Dahlan milik semua orang Indonesia, melainkan masalah popularitas figur yang sudah melegenda.
Tentu saja kita tidak bisa menafikan, apa lagi naif, untuk mengatakan bahwa tindakan itu sebuah ketulusan. Tidak ada ketulusan di sana, logika yang ada hanyalah rasionalitas instrumental, hitung-hitungan suara.
Saya sangat memaklumi mengapa Muhammadiyyah tidak terima. Menurut saya ini masalah “pembajakan”. Ya, kalau mau kasar, eh PKS dari kemarin kemana, baru sekarang teriak-teriak tokoh Indonesia. Tentu saja, pertimbangan Pemilu 2009. Kalau memang tulus mengapresiasi KH. Ahmad Dahlan, seyogyanya proses-proses itu dilaksanakan sedemikian rasional, misal melalui sarasehan, menggunakan pemikirannya, atau bahkan mengkritik pemikirannya.
Lantas, dimana etika politiknya? Secara subyektif menurut saya ya kurang. Setidak-tidaknya, kurang ngrumongso pada yang lain.
Any way, beginilah partai, mau Islam atau nasionalis, selama ada peluang, ya akan dimanfaatkan juga. Yang penting tidak melanggar UU atau ketentuan hukum, masalah etika, ya dinomor-sekiankan. Sederhananya, bagaimana memanfaatkan celah hukum yang ada untuk berkelit. Meski jelas-jelas, hal tersebut tidak etis. Lihat saja, pimpinan Muhammadiyah tidak suka dengan tindakan PKS. Inilah potret PKS yang tidak bisa ngrumongso liyaning awak.
Nuwun.
November 18, 2008 pukul 2:41 am
saya bukan simpatisan nu-muhamadiyah-pks-apalagi pdip. tapi saya suka dng iklannya pks. jadi nya mengingatkan saya kalau kita punya tokoh2/pahlawan yang hampir kita lupakan jasanya. anak-2 saya juga akhirnya bertanya siapa sih “mereka” yg ada di iklan. Alhamdulillah jadi bertambah perbendaharaan mereka akan tokoh2 nasional. Gitu aja kok diperdebatkan.. ambil positipnya aja deh….
November 18, 2008 pukul 2:55 am
@kesuma, percayalah..alasan itu basi 🙂
Untuk mengetahui kontradiksi lain dari iklan tersebut, silahkan baca di http://pkswatch.blogspot.com/2008/11/iklan-syirik.html
“… aku adalah budak bagi rakyatku sendiri” ??? Islam macam apa tuh??
November 18, 2008 pukul 5:03 am
tokoh islam ato tokoh nasional kok pake di patenkan segala??
aneh kedengarannya..
aku sih belum liat spt apa iklanya..
apapun itu, selama PKS menjalankan amanahnya dengan baik, tetep (terbukti lebih) Bersih – Peduli – Professioanal, insyaAllah aku dukung…
November 18, 2008 pukul 9:21 am
Partai mana yg memanfaatkan dana amal dari NGO Timur Tengah yg sejatinya utk charity tp ternyata dipakainya seakan2 itu sumbangannya? Bahkan utk operasionalnya? Operasional koq di hotel berbintang, sementara rakyat yg mau disumbang tidur dg tenda seadanya?
Partai mana yg sibuk mencitrakan diri ‘bersih’ menjelang Pemilu, berjanji mengembalikan dana legislasi utk rapat penyusunan UU (”krn kita semua kan sdh dapat gaji sbg anggota dewan”), tapi kenyataannya tdk mengembalikan uang tsb? (sdh kami berikan kepd rakyat berbentuk sumbangan saat bencana).
Membela Palestina? Beberapa kali kami ke DPR, salah satunya utk menyuarakan penolakan atas keterlibatan Indonesia di Annapolis dan menyuarakan hak2 Palestina, tp tak ada 1 pun wakil PKS yg menemui, hanya wakil dari 3 partai lain.
Capek ah…We have eyes dude…dan gak segampang itu didoktrinasi!
Buka dulu topengmu….buka dulu topengmu…
Biar kulihat warnamu…biar kulihat warnamu……
November 18, 2008 pukul 5:53 pm
pertama lihat iklan itu, saya juga sedikit terkejut. tapi lalu ngerti bahwa partai itu mau menunjukkan betapa mereka punya jiwa besar yang memang seharusnya dimiliki kalau mau jadi anggota partai politik
think a lil bit positive lah
November 19, 2008 pukul 1:06 am
mo diambil siapa aja kek, gak masalah… orang protes kenapa..? kalo karikatur Rasulullah di buat2 mah pada diem aja..
Kalo “tokoh”nya dijadiin iklan yang bermanfaat kok pada mencak2…
fanatik… fanatik… fanatik…
Semoga Allah menjauhkan sikap ashobiyah dari dalam diri kita…
November 19, 2008 pukul 10:03 am
Ya Alloh…
mau dibawa kemana bangsa ini.
cuma karena pake photo tokoh untuk iklan aja jadi masalah..
memang susah menyatukan bangsa ini, masalah furu’ jadi masalah besar..
untuk para kader harokah apapun..
jangan mengagumi tokoh dari figurnya tapi dari akhlak yang ia bawa selama ini. apakah dia muslim yang benar2 muslim..
PKS hanya ingin memberikan contoh bahwa apapun harokah kita, tapi aqidah kita sama…
KITA ADALAH SAUDARA.
tidak ada yang namanya perebutan….
saya yakin permasalahan ini ada karena sebentar lagi akan ada PILPRES. akan banyak fitnah untuk PKS…
November 19, 2008 pukul 6:39 pm
Politik tetap aja politik….
Partai apapun akan menggunakan segala cara untuk memenangkan pemilu….
November 20, 2008 pukul 1:38 am
Kalo masalah konflik Muhammadiyah – PKS memang sudah terjadi diantaranya :
1. dikarenakan kekecewaan amien rais atas dukungan pks yang terlambat pada pilpres 2004 silam. sehingga gagal jadi presiden, lalu amien rais mengadakan pertemuan dgn pengurus muhammadiyah dan membuat, menyebarkan opini buruk dan fitnah tentang pks dikalangan warga muhammadiyah sendiri dan di masyarakat luas. pertemuan ini pun pernah direkam oleh kader muhammadiyah yang mendukung dakwah pks.
2. masalah pengambilalihan masjid dan badan usaha milik muhammadiyah juga terjadi karena selama ini muhammadiyah kurang konsen terhadap sektor dakwah dan lebih mengutamakan menjalankan sektor usaha. dan ini yang membuat sebagian warga muhammadiyah menjadi bosan karena kegiatan dakwah di muhammadiyah sendiri kurang berjalan lalu hengkang dan bergabung dengan aktifitas dakwah orang2 pks (walaupun orang2 di pks terdiri dari orang2 nu, muhammadiyah, persis dsb.). nah dari sebagian warga muhammadiyah inilah yang telah bergabung dengan kegiatan dakwah pks dianggap mengambil alih masjid, padahal kegiatan dakwah mereka dimasjid2 menjadi marak kembali dan mereka tetap kader/warga muhammadiyah. tapi yah..ketahuan juga kedua-duanya mempunyai kepentingan politik antara Muhammadiyah (PAN, PMB) vs PKS (Muhammadiyah, NU, PERSIS dll.)
November 20, 2008 pukul 1:54 am
Ingat kakek2, nenek2, mbak2, om2, mas2 semuanya………… Kata guru agama saya Nabi Muhammad dulu membangun negeri dengan akhlaq mulia tetapi tetap makan waktu puluhan tahun. Dan saya yakin Nabi waktu itu tidak menginginkan menjadi penguasa kebetulan saja akhlaq Beliau mulia sehingga dipilih menjadi pemimpin diantara mereka dan beliau bisa membuktikan bahwa akhlaqnya tetap mulia sampai Beliau wafat. Bisakah kita meniru Beliau????????????????
November 20, 2008 pukul 2:19 am
sungguh saya tidak menyangka sedikitpun ormas yang mengklam sebagai ormas terbesar di Indonesia, tapi orang2 di dalamnya tidak berpikir besar, mereka hanya berpikir parsial berpikir hanya untuk kepentingan diri dan kelompoknya saja. Makanya ketika ada yang mengajak untuk duduk bersama dan berjalan bersama beriringan dengan mengencampingkan perbedaan dan penyatukan persamaan demi kemajuan bangsa ini eh malah ditanggapinya lain, dasar orang-orang yang picik, ya pasti akan berpikir dan bertindak secara picik pula dan sempit, sungguh sangat disayangkan.
(saya tidak mewakili siapapun & kelompok apapun, pokoknya hidup PERSIB)
November 20, 2008 pukul 3:04 am
Sebenernye sih gw benci banget sama yang namanya ormas NU, Muhammadiyah, Persis dll walaupun background gw NU, tapi karena dengan adanya mereka jelas-jelas telah menjadikan ummat islam terjebak ke dalam pengkotak-kotakan dalam Islam, sehingga agak sulit untuk bersatu dalam satu kesatuan ISLAM YANG UTUH. yang terjadi malah konflik antar kelompok, ada yang merasa benar, ada yang hobinya suka membid’ahkan kelolmpok lain dsb.
jadi perlu adanya kesadaran hati dari para petinggi ormas2 Islam tsb untuk saling bahu-membahu dalam amar ma’ruf nahi munkar bukan saling sikut-menyikut, coz selama ini yg gw lihat Islam (di indonesia & didunia) itu hancur karena orang Islam itu sendiri, kita saling bertengkar dengan saudara se-iman & se-aqidah hanya karena urusan sepele, seperti pengamalan dalam ibadah yang berbeda (qunut, tahlil, dsb).
toh kalo keadaan ummat Islam terus begini yang merasa senang & bertepuk tangan tentunya kaum kafir & zionis.
November 20, 2008 pukul 3:26 am
”PKS cenderung ekslusif, mazhabnya juga enggak jelas, jualannya Islam justru Islam secara simbolik,”
PKS itu ORGANISASI PARTAI POLITIK ISLAM/WADAH penyalur aspirasi ummat Islam, BUKAN ORMAS ISLAM seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dll. dan PKS membolehkan ummat islam dari ORMAS APAPUN, MAHZAB APAPUN untuk bergabung, yang diinginkan PKS hanya satu UMMAT ISLAM BERSATU (tanpa memandang suku, ormas, mahzab dll.), menegakkan & mengamalkan nilai2 Islam baik di keluarga, masyarakat, maupun di pemerintahan (Negara).
November 20, 2008 pukul 3:43 am
Lha.., budiman sujatmiko itu kan kutu loncat dari PRD (partai berhaluan kiri), dia juga atheis hati2 coy!….
November 20, 2008 pukul 3:51 am
Buka mata buka hati… ini hanya ada di …..
indonesia…
eh, emang di negara lain tidak ada yang kaya begini??
November 20, 2008 pukul 4:40 am
“Marwan pun mengkritik PKS sebagai partai yang cenderung ekslusif dan mempunyai ideologi yang tidak jelas.
“Jualannya Islam secara simbolik, bukan substantif,” tandasnya.”
Islam kok di anggap sebagai jualan… ckckckck 😦
November 20, 2008 pukul 6:03 am
Dari awal PKS berdiri telah terlihat sangat ersih da orang2 santun tapi semua salut saya buyar karena ternyata hanya topeng belaka……………..
November 20, 2008 pukul 7:02 am
Kalau nanyain PKS itu eksklusif. aku balik nanya kenapa PKS bikin iklan politik gitu diributin. Atau yang lain yang “menentang”, emang kecolongan startnya.
PKS, aku hargai usahanya untuk membawa PKS yang inklusif lho. Harusnya NU dan Muhamadiyah bersyukur, karena PKS mau nampilin figur NU dan Muhamadiyah.
Insaflah para elite politik yang ambisius, jangan cuma mau mengamankan posisi sendiri.
Kreatif donk.
November 20, 2008 pukul 7:34 am
Setuju Broer..
@ doel
Sebenernye sih gw benci banget sama yang namanya ormas NU, Muhammadiyah, Persis dll walaupun background gw NU, tapi karena dengan adanya mereka jelas-jelas telah menjadikan ummat islam terjebak ke dalam pengkotak-kotakan dalam Islam, sehingga agak sulit untuk bersatu dalam satu kesatuan ISLAM YANG UTUH. yang terjadi malah konflik antar kelompok, ada yang merasa benar, ada yang hobinya suka membid’ahkan kelolmpok lain dsb.
jadi perlu adanya kesadaran hati dari para petinggi ormas2 Islam tsb untuk saling bahu-membahu dalam amar ma’ruf nahi munkar bukan saling sikut-menyikut, coz selama ini yg gw lihat Islam (di indonesia & didunia) itu hancur karena orang Islam itu sendiri, kita saling bertengkar dengan saudara se-iman & se-aqidah hanya karena urusan sepele, seperti pengamalan dalam ibadah yang berbeda (qunut, tahlil, dsb).
toh kalo keadaan ummat Islam terus begini yang merasa senang & bertepuk tangan tentunya kaum kafir & zionis.
November 20, 2008 pukul 9:38 am
Iklan pks cukup bagus buat nyadarin kita kalo kita punya orang2 yang pernah mewarnai perjalanan bangsa, baik dan jelek terserah dari sudut mana kita ngeliat, buat petinggi parpol yang kebakaran kumis, cari dong kerjaan yang manfaat , jangan cuma sewot ntar strok
kalah start ni yeeeeeeeee ……….karunya teuing euy!!!!!!!
November 20, 2008 pukul 10:15 am
kayaknya kok banyak yang nangkep sisi negatif iklannya orang PKS, ya?
sampe ada yang bilang mau narik-narik NU segala.. sementara orang-orang NU tulen yang ada di sekitar gw gak ambil pusing tuh.. malah senang, ngerasa bangga. jarang-jarang tuh ada iklan pahlawan kesayangan nongol di tv..
gue sendiri, yang nggak masuk di mana-mana, cukup respek juga. jarang-jarang lho, orang yang mau mengakui Soeharto itu pahlawan. karena namanya terlanjur jelek, jadinya kok malah keliatan jelek seumur-umur, ya?
padahal tanpa beliau, mungkin aja PKI masih merajalela, walaupun katanya nggak ada itu yang namanya supersemar.. tanpa beliau juga gue rasa nggak akan ada PELITA I sampe V..
jangan dikit-dikit negative thinking, lah..
November 20, 2008 pukul 10:27 am
ya seharusnya kelompok atau ormas ormas yang tokohnya dijadikan iklan tersebut bangga bukan sebaliknya, kalau keluarga yang menolak itu lucu…atau mungkin ko ngga ada duitnya ya…
November 20, 2008 pukul 12:28 pm
AMBIL HIKMAH NYA AJA
November 21, 2008 pukul 12:24 am
PKS … PKS , nu SABAR nya Jang… :=)
cuman gw heran aja, knapa sih PKS mau kasih predikat “PAHLAWAN” sm soeharto, biarkan SOEHARTO tetap dikenang lewat penafsiran pribadi masing-masing, biarkanlah sejarah yang akan menilai kepribadian baik dan buruknya tokoh yang satu ini.
November 21, 2008 pukul 7:47 am
PKS cuma mw dukungan suaranya nambah dari pendukung “membabi buta”nya soeharto..biasalah politik itu kan bullshit semua..bikin muntah..orang- orang kampung ynang kurang peduli sama berita yang cuma peduli sama makan n masih terbuai sama rezim orde baru, ini dia sasaran PKS..PKS sadar kalau cuma ngandalin suara yang ada sekarang ga bakalan bisa jadi modal buat 2009..jadi yah, ngambil dikitlah dari suara golkra, PDIP (soekarno), partai islam lain..
November 21, 2008 pukul 3:31 pm
halah, gitu aja kok repot..
bikin iklan yang lebih kreatif dong..
jangan cuma omong!!
November 22, 2008 pukul 6:25 am
saya setuju dengan Budiman Sudjakmiko. PKS ini jg selalu memperlihatkan citra bersih, padahal mana ada Parpol Di Indonesia ini bersih. Tetapi kita harus maklum mungkin PKS butuh dana dari keluarga Cendana.
November 22, 2008 pukul 10:05 am
Haloooooo,,,, mana ada anak sekolahan sekarang tahu tokoh2 itu dari NU, Muhamadiah de el el… tanya gih sana ma anak2 SMP ato SD, yang taunya itu naruto dan kawan kawannya
Syukur donk diangkat jadi bintang iklan, wong yang ngeluarin dana bukan dari ormasnya, malah parpol laen
Dan aku baru tahu ternyata PKS punya sekolah SMP International Boarding school di salah satu kota jawa tengah, well paling nggak aku dah tau nilai lebih ni partai dari pada partai yang telat ngiklan n bisanya ngejelek2in pemerintah, toh waktu dia jadi presiden dadakan dulu malah ngejual Indosat, halooooooo munafik banget sih tuh
November 22, 2008 pukul 11:49 am
PKS ketahuan belangnya sekarang…
November 23, 2008 pukul 8:19 am
Let’s wait n see apa PKS bs survive gr2 blunder ini..tp mang pada dasar’y ideologi PKS bnr2 tidak jelas..kadang islamic kadang nasionalis..mgkn karena tidak ingin dicap fanatik..mereka sadar partai agama ga bakal bs menang 2009..tapi smoga smua org bs ngeliat lewat topeng PKS..
November 24, 2008 pukul 6:14 am
Udah…udah. Yang kita semua butuhkan adalah kerja sama. Bukan saling memusuhi. Wong musuh di luar Islam aja udah banyak,kok sesama muslim malah pada berantem.
HARUSNYA tuh kita mikir bahwa APAPUN PARTAINYA, APAPUN GOLONGANNYA, kita tetep satu karena kita ISLAM. bukannya malah dibalik jadi “walaupun sama-sama Islam tapi kan kita beda partai, beda ormas, dan beda-beda yang lain”. Ya tho???
Semoga umat Islam dapat bangkit dan bersatu. Amin.
November 27, 2008 pukul 7:55 am
Menurut saya iklan PKS itu lebih baik daripada iklan partai lain. PKS menularkan ide dan semangat tokoh bangsa yang lebih substansial daripada narsisme tokoh partai yang kebablasan dan kadang tebar pesona.
Terus sebagai partai islam, PKS sampai saat ini masih yang paling bersih diantara partai islam lain yang ada. Juga dibandingkan dengan partai yang nasionalis.
Beda dengan partai islam lain yang ada perebutan kepengurusan partai (tau lah), kadernya kena kasus korupsi (tau juga kan?). Juga dengan partai besar dan nasionalis lain. Ternyata masih ada aja kadernya yang kesandfung korupsi.
Sebaiknya itu tu dipikirin…bukannya klaim/pengkultusan tokoh diributkan.
PKS itu mencoba mengambil tematik iklan yang lebih cerdas kalo menurut saya. Dari mulai momentum harikebangkitan nasional, sumpah pemuda, dan hari pahlawan.
Kalo dibilang mazhab PKS tidak jelas…kita kan ngomongin politik bukan pengkotakan islam.
PKS itu partai islam di dalamnya ada orang NU, Muhamadiyah, nasionalis, dsb.
Ambil positipnya aja…jangan kaya orang kebakaran jenggot gitu Bung.
November 28, 2008 pukul 10:19 am
Assalamu’alikum semuanya. Mas-mas dan mbak-mbak, membicarakan kejelekan kelompok lain pasti tidak pernah ada selesainya.
Mari kita letakkan sesuai porsinya. kalau masalah politik ya itu politis, dan semua yang ada apakah langkah pks, termasuk rival-rival politiknya yang di pasti dalam bingkai politik. tentunya ya politis.
jadi menurut saya tidak pas kalau ini ditarik ke wilayah madzhab fiqih.
Desember 3, 2008 pukul 8:15 pm
PKS itu Partai yang berangkatnya dari Masjid, Mushola dan Akademisi (orang-orang terpelajar), kok bisa-bisanya menganggap/mengangkat Suharto sebagai Pahlawan, sepertinya PKS itu Partainya orang-orang yang tidak mengenyam pendidikan. Apakah benar begitu?
Desember 6, 2008 pukul 3:49 am
TEGAKKAN HUKUM>
Desember 6, 2008 pukul 6:32 pm
E….eeh ketemu lagi sodare2, ini saye……..
Saye mo tanye….
Tokoh ploklamator kite siape……???
Tokoh bapak koperasi kite siape……???
Tokoh bapak pendidikan taman siswa kite siape…..???
Toko bapak kedokteran kite siape……???
Tokoh pendiri muhammadiyah siape….???
Tokoh pendiri nu siape……????
Masing-masing sodera taukan organisasinye….???
Desember 13, 2008 pukul 9:26 am
[…] bisa melebarkan sayapnya. Setelah beberapa saat lalu mereka menggegerkan pentas politik dengan iklan politik pemuja Suharto nya, kali ini petinggi PKS Hidayat Nurwahid mengusulkan agar MUI mengeluarkan fatwa haram terkait […]