Kegiatan pembuatan film yang bertajuk Lastri garapan sutradara senior Eros Jarot di wilayah Surakarta (Jateng), mendapat tantangan dari sejumlah aktivis ormas Islam. Pasalnya, shooting film yang melibatkan sejumlah artis terkenal di Tanah Air yang seharusnya dimulai sejak awal Nopember 2008, hingga kini belum belum terlaksana karena diancam akan dibubarkan sekelompok orang dari ormas Islam karena menganggap film itu berbau komunis. Eros mengaku lebih baik menghentikan shooting karena tidak ada jaminan dari aparat keamanan.
Jalannya dialog antara Eros Djarot dengan warga diwarnai perdebatan panjang terkait persepsi yang disampaikan soal tudingan penyebaran ajaran komunisme dalam film Lastri. Penolakan dari pemrotes tak urung mengganggu jalannya syuting.
Lastri adalah film yang diadaptasi dari buku Suara Perempuan Tragedi ’65 karya Ita F. Nadia.Disutradari oleh Eros Djarot dan diproduksi pada tahun 2008. Film Lastri dibintangi antara lain oleh Marcella Zalianty,Dwi Sasono, Slamet Rahardjo Djarot, Tio Pakusadewo, Iga Mawarni,Artika Sari Devi dan Lukman Sardi. Menurut Eros, tokoh Lastri ini memang diceritakan sebagai tokoh GERWANI. Namun ia mengatakan sebagai kebebasan kreasi seni, sah sah saja mengambil latar belakang karakter komunis. Bercerita tentang korban perkosaan pasca peristiwa 30 September 1965 dengan tema utama tentang kemurnian cinta dan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Eros Djarot mengutarakan hingga saat ini kru film tetap melakukan syuting tanpa mau menyebutkan tempatnya. Ia juga menyangsikan protes tersebut belum tentu mewakili seluruh masyarakat Solo, hanya pada Ormas Islam tertentu saja. Eros menegaskan, sangat tidak masuk akal jika ada kelompok menuding dirinya terkait dengan komunis. Saya ini ketua umum PNBK, lah kok dituduh komunis. “Masak menebar rasa cinta di republik enggak boleh,” katanya.
”Sekali lagi dalam film ini tidak ada unsur komunisme, ini adalah film percintaan. Saya jelas tidak mungkin dan tidak akan pernah menyebarkan ajaran komunis. Jadi tuduhan ini adalah fitnah. Saya sendiri sutradaranya yang mengetahui ceritanya. Film ini belum selesai tapi mengapa mereka sudah membuat ending-nya,” imbuhnya.
Selain sejarah sedang dijadikan komoditas iklan politik oleh PKS, G30SPKI itu tak lebih dari peristiwa politis semata yang sukses bermain peran, jelas bahwa puluhan tahun otak kita sudah dicuci habis2an sama kekuasaan ORBA, ketika saban september film tersebut sudah tertanam di akar otak kita. Padahal nyatanya sebagian besar mereka yang tewas pada waktu itu justru karena ‘hanya dugaan semata’, tanpa diadili langsung main bunuh dan seluruh keluarga pun ikut dibawa-bawa sebagai label ‘yang PKI’. Ini tidak adil.
Bagi saya bukan ideologi PKI itu saya yang mesti diluruskan, namun para korban2 yang sudah puluhan tahun ini hidup dengan stigma PKI inilah yang mesti kita tinjau lagi, kasihan mereka. Karena sekali lagi mereka yang disebut PKI itu banyak yang jelas-jelas dipaksakan untuk terlibat,dsb. Pemerintah jangan hanya diam saja.
November 17, 2008 pukul 1:25 pm
Tadinya saya mengira yang protes dari kaum nasionalis, ternyata ormas Islam. Kapan umatkita dewasa, mengapa mereka selalu gampang sekali dihasut oleh para ulama2 yg sebenarnya pemikiran nya perlu dikoreksi. Ini Indonesia, bukan Arab! Sedih…
November 17, 2008 pukul 2:26 pm
belum dewasa.titik
November 17, 2008 pukul 3:06 pm
Jangan ada lagi pelarangan-pelarangan ekspresi kesenian yang bermutu….
November 18, 2008 pukul 1:48 am
Selamat Datang Di Era Wahabi
Mati 3 Tumbuh 3000
November 18, 2008 pukul 4:25 am
Ah… saya bisa nebak ormas macam apa itu? Agaknya yang bau-bau si Alfian Tanjung, bukan?
Aneh… alergi sama komunis beraninya sama yang gitu2 doank. Ajaran komunis itu sendiri tumbuh dan bisa jadi berkembang biak karena 2 faktor: kemiskinan dan kebodohan.
Jadi kalo mau memberangus, jangan cuma ancam sana-sini. Cari donk pangkalnya 🙂
Saya udah lama alergi dengan jenis2 ormas begitu itu. Piaran para jendral yang jual dagangan di atas nama “bahaya laten”. Giliran berantas kemiskinan dan kebodohan, diam macam kebo bego 😕
November 18, 2008 pukul 4:34 am
Tolong, hentikan exploitasi tentang komunis di Solo dan Madiun. Karena hal itu sangat sensitif bukan hanya krn menyangkut ideoloy, tp bisa menyulut luka lama dendam perang antar saudara sedarah. Orang kalau benar-benar seorang Nasionalis sejati (Eros djarot?), tidak akan membiarkan perpecahan diantara anak bangsa, apalagi hanya demi gulungan pita.pita seluloid.
November 18, 2008 pukul 12:19 pm
| Tadinya saya mengira yang protes dari kaum nasionalis, ternyata ormas Islam. Kapan umatkita dewasa, mengapa mereka selalu gampang sekali dihasut oleh para ulama2 yg sebenarnya pemikiran nya perlu dikoreksi. Ini Indonesia, bukan Arab! Sedih…|
Pliz yyah.
Islam mayoritas d Indonesia.
Crewed.
November 18, 2008 pukul 5:08 pm
setuju beberapa pendapat di atas, kita belum cukup dewasa dalam berpendapat. agak picik kalau berpikiran seorang komunis ga punya sisi kemanusiaan
November 19, 2008 pukul 4:37 am
liat dulu hasil karyanya, baru bisa menilai. Barangnya belum jadi malah langsung dinilai jelek. kaco nih
November 19, 2008 pukul 7:49 am
Kita mestinya harusnya lebih bijaksana dalam menilai sesuatu.
tidak semua yang berbau kiri, barat, modern itu jelek.
Sebaliknya tidak semua yang timur dan tradisional baik.
jadi harus ditimbang timbang dan timbang..
Saya jadi takut kalau ngeblog besok dilarang juga..
blog saya : http://gurungeblog.wordpress.com mau dikemanain? kasian pembacanya yang rata rata siswa..hehe..
Selamatkan Bangsa Ini dari Perpecahan..
November 19, 2008 pukul 2:55 pm
Jadi camananya itu film? Tak jadi dibikin kah?
Bagusnya dibikin ala Indie saja, terus disebar via net. Susah hidup di Indonesia belakangan, banyak yang fobianya kelewatan 😕
November 20, 2008 pukul 2:00 am
Assalamualaikum
Sungguh berat menjadi seniman, dalam Al-qur’an sampai diabadikan jadi nama surat : Asy-Syu’ara
di 5 ayat terakhir surat itu disebutkan oleh Allah yg maha Pemurah dan maha Bijaksana :
221. Apakah akan aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan- syaitan itu turun?
222. Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa,
223. Mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta.
224. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
225. Tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara di tiap- tiap lembah
226. Dan bahwasanya mereka suka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)?
227. Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.
jikalau seniman itu beriman dan bertaqwa, maka tiada pernah ia akan mudah dijadikan alat syaithan buat menyesatkan manusia, sebagaimana tersebut di atas. tetapi kebanyakan seniman sekarang adalah penyesat2 utama manusia. sesuai dengan firman allah. hanya sedikit diantara mereka (para seniman itu) yg mau beriman dan bertaqwa. yg dengan alasan kebebasan ekspresi, segala hal jadi boleh. silahkan langsung berhadapan dengan Keputusan Allah di hari kiamat nanti.
jadilah engkau seniman seperti Abdullah bin rawahah, yg dengan seninya ia mampu menjadikan manusia semakin dekat pada Allah, bukan hanya mengejar kepuasan emosi dan sensasi saja.
semoag kita semua di tunjukkan jalan keridhaan Allah, yakni falsafah islam yg lurus, bukan falsafah barat, bukan falsafah timur, bukan falsafah tradisional, bukan falsafah modern dan bukan falsafah manusia. Hanya Allahlah pembuat aturan terbaik, karena DIA yg maha Penyayang dan maha Bijaksana
ya Allah sudah saya sampaikan maka saksikanlah
November 20, 2008 pukul 1:35 pm
Mohon maaf sebelumnya kepada kaum blogger yang ganteng-ganteng ! Terus terang sejak dari kecil dengar kata komunis tapi tidak pernah tahu apakah itu komunis itu? Samar-samar, apakah yang dimaksud komunis adalah seperti yang difilm G30s PKI ? Waktu SD aku bertanya kepada guru, jawabanya komunis dilarang karena atheis ?
Tengok ke belakang apakah yang dianggap komunis itu, betul ngerti komunis? Kata nya simbah dulu, kaum miskin rakyat jelata , karena dijanjikan akan mendapatkan sebidang tanah yang diambil dari tuan tanah untuk lepas dari kemiskinan, akhirnya tergiur, mau jadi anggota Partai Kumunis.
Orang jangan mengadili orang dulu, tanpa tahu apa sebenarnya yang salah. Pepetah mengatakan “buruk muka, cermin dibelah”, artinya mawas diri dulu baru menilai orang. Belum tahu jalan cerita, kok sudah mengjudge komunis. Lucu ora?
Jadilah muslim yang bijaksana, pinter dan cerdas, hidup hanya untuk amal ma’rup nahi mungkar, bukan untuk partai politik atau golongan yang sedang cari muka.
November 20, 2008 pukul 8:25 pm
salam tuk blogger2 yang berbahagia….
November 21, 2008 pukul 4:17 am
ya ampun…, wahai saudara2ku umat muslim, tlg jgn mudah terhasut, tebalkan imanmu, banyak2lah berdzikir, minta ampunan pada-NYA.
November 21, 2008 pukul 7:38 am
hhehheheheheheh. makanya dewasalah dalam beragama dna berpikir..bisa menerim,a masukan n perubahan..tapi tetap ada filter..jangan terrlalu stick to agama..ntar jadi fanatik sejati..kalau udah fanatik..apa2 yang berlawanan maen hantam aja..bubarkan FPI
November 21, 2008 pukul 9:55 am
saya itu org yg lahir stlh komunis tumbang…jd komunis itu binatang apa ya?????? jd lucu hare gene msh bahas komunis/pki. mgkn jaman pak harto pki adalah racun dunia…ga perlu dikenal…pak harto lupa bahwa dia bisa jd presiden kendaraanya adalah pki/komunis loh…….kudeta rekayasa kan menggunakan org2 pki seperti nyoto,untung,aidit and the gank…..yang kemudian justru dihabisin…..kembali ke film Lastri biarkan erros jarot selesaikan filmnya baru kita nilai..dulur2 pernah baca tulisan om pram(Pramoedya Anantatoer) yg dulu jaman pak harto dilarang…..itu karya sastra yg luar biasa bagusnya lo…..diterjemahkan dalam 40 bahasa mendapat penghargaan internasional…..kita ini sering kali larut dalam budaya “anut grubyuk” ato “gebyok uyah”……kasihan bangsa kita ini…..udah miskin banyak tingkah/polah….mbok ya fokuskan diri pada satu PR besar bangsa ini keluar dr keterpurukan sosial-ekonomi dan moral…….jgn menjadi bangsa yang mau menang sendiri, sebagus-bagusnya yang kita lakukan biar Tuhan yang menilainya…….ga perlu jd polisi sosial dengan menganggap dirinya paling suci/benar…..dan menganggap org lain jelek/kafir/murtadz/atheis…….sucikan hati bersihkan laku…..jalin silahturahim……pada akhirnya kita semua penghuni….akhirat khan……..damai dah……
November 22, 2008 pukul 11:48 am
paranoid!
November 22, 2008 pukul 7:55 pm
saya adl anggota faki ( front anti komunis indonesia )
kita akan membubarkan segala macam bentuk KGB (komunis gaya baru )
November 22, 2008 pukul 10:00 pm
Jika cinta itu kepada Sang Pencipta dan Sang utusan…
November 22, 2008 pukul 11:28 pm
Janganlah engkau terlalu berlebih-lebihan bak kaum2 khawarij. Merekalah para pengeropos tegaknya agama Islam.
Jangan pula kamu membalas kemungkaran dg kemungkaran pula. Karena jika kau berbuat yg demikian itu kamu sama saja berbuat kemungkaran seperti mereka walau dg background Jihad Fi Sabilillah.
Allahu akbar!
November 23, 2008 pukul 2:57 am
sah-sah aja membuat film dengan tema apapun
toh,komunis adalah era 60’an
ada baiknya mas eross meluruskan dulu apa tema dan tujuan dari pembuatan film ‘lastri’.yang pasti kami tunggu ‘lastri’ diputar di bioskop
November 23, 2008 pukul 7:05 am
Sebelumnya saya mau tanya kepada ormas Islam yang menganggap film lastri adalah penyebar komunis, apakah arti dari komunis yang sesungguhnya ?
karena dari saya tk sampai lulus S1 belum begitu memahami arti kata Komunis ?
Apakah Komunis itu sekejam di film G30S/PKI yang dulu sering diputar di TVRI dan sekarang sudah tidak diputar lagi.
banyak rakyat yang tidak tahu menjadi korban pembunuhan yang disangka orang komunis padahal mereka tidak tahu apa2 hal ini disebabkan karena rakyat indonesia sudah dibohongi selama 32 thn oleh SOEHARTO yang mengganggap komunis itu berbahaya padahal sesungguhnya komunis itu tidak begitu kejam coba tengok negara2 yang menganut paham komunis
jangan berpikiran sempit
bang eross mungkin akan menyingkap sisi baik dari peristiwa tersebut
November 23, 2008 pukul 11:53 am
Lah, baru gitu doang uda kebakaran jenggot..di Amerika aja yg biangnya demokrasi aja Partai Komunis..lah d kita, baru denger kata komunis aja uda pada geger….
saya setuju dgn pendapat mas Alex di atas..betul Komunis itu pasti akan ada selama masih ada Kaum Proletar di Negeri ini..
jd jgn cuma omdo…bantuin lah kawan kawan kita yg masih pada kekurangan itu…
November 23, 2008 pukul 2:35 pm
Hingga kini belum belum terlaksana karena diancam akan dibubarkan sekelompok orang dari ormas Islam karena menganggap film itu berbau komunis
Memangnya ormasnya lebih baik dari yang dibubarkan ???
Dapatkah pisau yang dah karatan , dipakai untuk oprasi ???
Bahkan ormasnya lebih kriminil dari komunis. Sejeleknya pengikut komunis nggak ada tuh yang suka ngebom orang-orang yang nggak bersalah, nggak suka teriak-teriak pake speaker butut, payah tuh … masa tempat ibadahnya malah jadi sumber kebodohon … jadi jelas komunis lebih mulia dunk !!!
November 23, 2008 pukul 3:34 pm
banyak orang salah menilai ttg pki, tapi taukah sesungguhnya kalian ttg pki yg sebenarnya? mungkin kalau tanpa kehadiran pki di negeri ini, sampai saat ini kita belum bisa merdeka. karena merekalah sesungguhnya yang banyak berjuang untuk kemerdekaan dr jalur diplomatik. tengok aja, negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan ri itu rusia yg notabenenya negara komunis. lantas siapa yg nyuruh rusia ngakuin kemerdekaan ri kalu bukan pemuda-pemuda pki yang sudah punya hubungan baik dg org komunis rusia. komunis bukan atheis, sekali lagi komunis bukan atheis. jd tidak ada alasan untuk melarang faham itu hidup dan berkembang di negeri ini. banyak tetangga2 saya yang ikut mati terbunuh gara2 diduga pki, tapi mereka jg islam dan juga salad, sementara mereka yang konon katanya tukang jagal (tukang mbunuhin orang pki) justru hidupnya gak karu-karuan. semua ini terjadi karena kejahatan orba, yang dgn licin memutarbalikkan sejarah. jd orang fpi itu suruh kaji bener2 sejarah yang bener. kalo masih ada orang yg mojokin pki bahkan menjastis pki itu perusak idiologi, saya yakin referensi sejarahya buku PSPB yang gambarnya candi prambanan. kaya buku pelajaranku saat masih sd dulu. kaciaaaaan deh lu
November 24, 2008 pukul 4:35 am
sekarang cari sejarrh tentang indonesia itu susah apalagi tentang PKI,mau ada filmnya malah ditentang.bagaimana mau tau tentang sejarah PKI dan bahayanya gimana kalau semuanya ditutup-tutupi.jangan takut sama sejarah,politik itu dimaafkan tapi tidak dilupakan..sekarang uda gak jaman orde baru,reformasi telah lahir kebebasan berpendapat dan berkreasi.
November 24, 2008 pukul 6:10 am
ormas islam jgn sampai memalukan agama islam dnk..
indonesia mw maju gmn, dikit2 di protes, dikit2 di protes,
protes ko dikit2,,,
November 24, 2008 pukul 7:44 am
ormas islam skarang udah jadi primitif,,,,,,,,,,,,,,
November 24, 2008 pukul 7:49 am
jngan malu2in agama islam dong,,,pa kah islam mengajarkan hal kyx gt, skarang ormas islam udah jd artis karna sering brbuat onar, kalian ormas islam yang KOMUNIS bukan eros jarrot1
November 24, 2008 pukul 3:47 pm
Lah….kayaknya di pasar tu banyak cermin…lha mbok beli.1000 perak jg dpt kok.trus ngaca coba…dah pantaskah kita tuk ngolok² orang.dalam Al Qur`anpun dah jelas.jangan kalian saling mengolok-olok satu sama lain.blm tentu yg di olok² itu lbh jelek dr yg mengolok².Ngoco sek seng bener kang!!!!
reweL!!!
November 24, 2008 pukul 4:22 pm
KOMUNIS tu apa?! ISLAM itu apa?! IDIEOLOGI itu apa?!
AGAMAMU untukmulah agamamu!!!
AGAMAKU untukmulah agamaku!!!
Bukankah semua mengajarkan cinta kasih atas seluruh alam dan seisinya?!
AKU JENGAH!!! AKU BOSAN DENGARKAN CERITA!!! AKU MUAK MELIHAT MUKA SYURGA BERHATI NERAKA!!!
November 24, 2008 pukul 7:37 pm
saya pribadi tetap mendukung mas Eros Djarot dalam menyelesaikan syuting film LASTRI. sudah saatnya orang menceritakan sisi gelap bangsa ini di tahun 1965-66. memang ada dongeng pesta sadisme pada peristiwa G30S, namun ada fakta tersaji bagaimana hampir 1 juta nyawa lenyap pasca insiden itu. bisa dinilai sendiri menyedihkannya 1 juta nyawa untuk menebus korban G30S, dan nama Lastri menjadi salah satunya. inilah kenyataan tragedi terbesar dalam sejarah kemanusiaan. 1 juta nyawa dalam tempo kurang dari setahun. bahkan polpot pun tak bisa melakukannya.
saya pikir mas Eros Djarot hanya memotret sisi lain dari seorang anggota GERWANI, sebagai sebuah predikat ketika bangsa ini berada dalam sekat-sekat ideologi kala itu. dan tanpa melihat sisi Lastri sebagai seorang GERWANI, ia pun manusia biasa yang punya perasaan cinta. mungkin ini yang hendak divisualisasikan oleh mas Eros.
sebagai perbandingan saja, di Amerika pernah difilmkan mengenai tokoh NAZI Jerman Erwin Rommel. tapi yang dilihat adalah sosok rommel sebagai jenderal perang yang cerdas dan mampu mengalahkan Inggris di front afrika utara, dengan jukukan maut “the dessert fox”. nah, apakah kemudian film ini dikategorikan sebagai film benuansa “NAZISME” yang akan kembali menelurkan hitler2 baru dengan chauvinismenya??
maju terus mas Eros..seperti kata Pram :
Deposuit Potentes de sede et Exaltavat Humiles
(Dia Rendahkan Mereka yang Berkuasa dan Naikkan yang Terhina)
November 25, 2008 pukul 3:03 am
sesungguhnya musuh utama komunis adalah umat Islam dan TNI AD pada saat itu, jadi kalo sekarang ada ormas Islam yang protes sah dan wajar….toh kita sendiri yang berkomentar disini tidak tahu kejadian sebenarnya…tapi perlu diingat Ideology Komunis itu berbahaya lebih baik sedia payung sebelum hujan……
jangan sampai melihat suatu hanya dari luar…..ingat bro sesungguhnya sekarang kita sedang digoda oleh hal-hal kesenangan…..seolah-olah hidup adalah buat sekarang tidak untuk nanti……berpikirlah ulang dan jernih ….
saya juga tidak mengalami, tapi seburuk-buruknya orang yang beragama masih lebih baik dari orang yang tidak beragama……..
November 25, 2008 pukul 3:14 am
Maju terus bang eros jarot.
November 25, 2008 pukul 4:54 am
Tna Malaka, bapak komunis Indonesia. dalam salah satu pidatonya di komintern pernah berkata, “saya menjadi umat beragama di hadapan ALLAH SWT, sedangkan dihadapan kalian -rakyat- saya adalah seorang komunis”… kurang lebih begitu. jadi kenapa sekarang umat islam khususnya harus memusuhi komunis.. terus lebih bahagia kalau makin banyak orang miskin roh dan materi yang menjamur di negara ini? kalau memang komunis bisa jadi solusi untuk memperbaiki keadaan negara ini, kenapa harus mangkir?lihat RRC..sekarang udah bisa melebarkan sayapnya ke seluruh dunia…urusin dulu kemiskinan, korupsi, janji palsu para pemimpin, banjir di dearah jakarta san sekitarnya,dll…baru urusin yang perintilan.. benar islam adalah mayoritas di negara ini, tapi jangan lupa negara ini berlandaskan Pancasila, atau dan memang sekarang sudah terjadi, pancasila itu bukan lagi landasan yang objektif, tapi sudah menjadi pandangan subjektif, aneh, gila, ngaco…FPI dengan label agama bisa gitu main hakim sendiri?bisa gitu nentuin ‘hukum’nya sendiri? kalo memang beragama, harusnya tau bagaimana bertindak… agama apapun di belahan dunia manapun, ajaran siapapun ga ada yang mengajarkan kekerasan sebagai jalan keluar dari suatu masalah…GILA KALI APA? atau terlalu banyak orang pintar di negara ini, sehingga semuanya berusaha mengajukan aspirasinya sendiri-sendiri? coba buktikan kalau memang anda2 ini pintar…jangan cuma teriak, pasang spanduk, konvoi di jalanan, mau-maunya ditunggangi oknum-oknum tertentu dengan kepentingan pribadi..kami masyarakat seniman, bergerak di bidang seni, tolong jangan ganggu kami, bukankah lebih bijak untuk membaca utuh sebuah buku baru menceritakan isinya? makanya jangan baru baca sedikit udah sok-sokan mau menggurui…mau jadi apa bangsa ini kalau mayoritas rakyatnya mudah sekali dikelabui …teroris jadi idola…GILA APA GOBLOK!!!
November 25, 2008 pukul 8:43 am
kalo rumah sendiri nggak kondusif, mending shooting di Thailand apa vietnam aja bang, wajahnya kan mirip2 ama bangsa kita.
dasar bloon bin dungu alias idiot yang melarang berekspresi, sedang dia orang boleh menyuburkan poligami, pedofilia (nikah bawah umur), dan menghalalkan anarkhis.
salam budaya
November 25, 2008 pukul 11:45 am
Ormas Islam yang mencoba membubarkan pembuatan film Lastri tersebut, memang terkesan berlebihan.
Mungkin maksudnya baik, tapi mungkin karena ketakutan yang berlebihan, malah membuat mereka berbuat dengan emosinya saja.
Segala yang berlebihan dalam bentuk apapun, tetaplah tidak baik.
Bagi Bapak atau Ibu yang tidak setuju dengan pengancaman bubar film Lastri ini, cobalah untuk tetap berpikir jernih, jangan ikut terbawa emosi.
Semua ada jalan keluarnya dan kita yang akan menentukan seperti apa jalan keluarnya.
Terima kasih.
November 26, 2008 pukul 8:31 am
AKU TIDAK TAKUT ATAUPUN GENTAR DISEBUT TERORIS…, MENTEROR MUSUH ALLAH ADALAH JALAN KEMULIAN YANG HARUS DI CARI…..,AKAN AKU GENTARKAN JIWA JIWA MEREKA, SESUNGGUHNYA PARA PENAKUT ITU SELALU BERSEMBUNYI DI BALIK KETIAK IBUNYA
November 26, 2008 pukul 11:44 am
Kepada SALAM TERORIS
Apakah anda umat Islam?
Saya curiga anda adalah orang yang sama atau mungkin teman orang-orang yang menyudutkan Islam dengan komentar-komentarnya di-blog ini.
Semoga Allah SWT memberi petunjuk kepada anda.
Terima kasih.
November 27, 2008 pukul 9:33 am
Itu kan pendapat ormas islam radikal yg dangkal dlam berfikir seperti FPI. Padahal org FPInya blom baca skenarionya, br synopsisnya tu jg br depannya doang (lyat Majalah Tempo minggu ni).
November 27, 2008 pukul 2:42 pm
ormas “Islam” yang teriak-teriak Film tersebut menyebarkan Komunisme, mereka sendiri berfaham Islam Komunis alias Khawarij Wahabi, yang doyan mengkafir-kan muslim yang lain
dasar maling teriak maling
November 28, 2008 pukul 7:23 am
Waduh…Alang..Alang…pikiran elo dangkal banget yach, gw tau yang elo maksud ormas islam itu “FPI”, Wahabi beda sama FPI, Wahabi itu salafy nggak pernah melakukan amalan amalan seperti tahlilan, wiridan,atau istigozah2 an sedangkan FPI sebagian besar masih melakukan amalan amalan seperti umumnya kalangan NU, jadi salah total kalo elo bilang FPI sama dengan Wahabi, wahabi/salafy itu adalah golongan yang menamakan dirinya alusunnah wal jamaah yang pada praktek keagamaanya menghindari amalan amalan yang tidak pernah di ajarkan dan diamalkan sebelumnya oleh rasullullah, jadi menurut padangan mereka jika ada amalan 2 ibadah dalam islam yang menyimpang dari apa yang di ajarkan rosul maka itu “Bid’ah”, dalam hal ini gw sendiri nggak sependapat dengan faham wahabi karena pada prakteknya faham wahabi sangat menguntungkan amerika dan antek anteknya terutama kaum liberal lihat itu arab saudi yang menerapkan faham wahabi mereka selalu diam dan tidak berbuat apa apa terhadap saudaranya yang ada di sekitar mereka yang terjajah karena faham wahabi yang memang di design seperti itu oleh ulama2 wahabi dan monarchie kerajaan Arab Saudi dengan dukungan Amerika dan Yahudi dan gw sendiri juga nggak sependapat dengan amalan2 orang2 FPI yang notabenenya “NU” tapi gw sebagai muslim cuma memberikan penjelasan dari komentar elo yang menyimpang dan terkesan mengadu domba umat islam, dan kalo elo orang islam gw saranin buang jauh jauh fanatisme faham dan menjelek jelekan islam yang lain karena sejatinya islam itu satu cuma manusianya aja yang menyimpang tapi ingat jangan juga elo begitu mudah menerima faham2 sekuler, liberal sesungguhnya faham faham tersebut sangat merusak akidah anda mari kita wujudkan khilafah islamiah /daulah islam di dunia ini, buang jauh jauh ideologi2 nasionalis kafiran buatan manusia utamakan kesatuan umat karena itulah kejayaan islam yang sejati, jangan cuma jadi umat yang bodoh pemikiran dan lemah iman serta akidah jika umat islam seperti ini tunggulah azab allah Swt, jadilah umat terbaik yang telah ditakdirkan oleh allah sebagai kalifah di muka bumi…amin
Ternyata materialisme dan kehidupan modern sudah membodohkan anda dan meninabobokan anda sehingga kita menjadi bebal dan takut mati, padahal sesungguhnya mati terindah adalah di jalan allah, janganlah kita mati dalam keadaan lemah iman, meterialisme, sekulerisme, komunisme, atau dalam keadaan yang lain sesungguhnya siksa allah lebih kejam dan dasyat…amin
Soldier Of Allah
Desember 3, 2008 pukul 7:58 pm
Nyantai saja lah,kalau saya mah. Filmnya keluar ya nonton Filmnya dicekal, ya ndak.
Desember 20, 2008 pukul 6:23 am
“saya adl anggota faki ( front anti komunis indonesia )
kita akan membubarkan segala macam bentuk KGB (komunis gaya baru )”
setuju!!! bubarkan Faki !!!
Desember 24, 2008 pukul 7:57 am
adanya pencekalan malah membuat saya penasaran akan film ini, makhlum kan tahun 65 belum lahir. kontroversi film inilah yang menjadi menarik
Februari 10, 2009 pukul 2:22 pm
“ga perlu jd polisi sosial dengan menganggap dirinya paling suci/benar…..dan menganggap org lain jelek/kafir/murtadz/atheis…….sucikan hati bersihkan laku…..jalin silahturahim……pada akhirnya kita semua penghuni….akhirat khan……..damai dah……”
STUJU LUR!!!!
Sadarkan dulu pribadi masing…jangan cuma bs melihat setitik noda di tubuh orang lain tapi balok dipelupuk mata ga keliatan
Februari 27, 2009 pukul 3:44 pm
agama mu adalah agamamu, agamaku adalah agamaku…adalah kalimat yang diungkapkan oleh orang bego, gak pake nalar dan mandeg….bagaimana mungkin di dunia ini, di indonesia ini yang ada berbagai agama diterapkan kalimat seperti itu…ya bisa bubar negara ini…tanda2nya sdh jelas, orang2 di indonesia timur (maluku, papua, sulawesi utara, NTT plus bali) akan pisah dari republik ini jika syariat islam diterapkan, nah lho….gunakan nalar demi keutuhan negara kita, jangan emosi sesaat…..
September 17, 2009 pukul 11:33 pm
jangan asal ngomong saja lah…bilang komunis sudah gak ada, komunis itu hanya rekayasa…..baca tu di FB dan situs jejaring sosial yang lain..banyak yang sudah terang-terangan mau mengibarkan bendera komunis lagi bahkan mengancam akan menghabisi kelompok lain yang berseberangan dengan mereka, bahkan yang lebih ekstrim mereka sudah berani memutar balikkan fakta sejarah dan menyebarkan faham komunisme dengan terang-terangan. Menurut saya kita tidak perlu berdebat tentang sesuatu yang telah jelas adanya, tapi sebaiknya kita tegaskan posisi kita ada dimana secara jelas… komunis atau anti komunis tanpa perlu omong kosong dan bicara ngalor ngidul. Dan kalau sudah jelas posisinya, maka kita akan lebih enak untuk berhadapan dengan segala konsekuensinya, thanks
April 27, 2012 pukul 8:33 pm
nama saya : Awod, asli warga solo dan bukan anggota FPI, no hp saya 085647436476
walau terlambat bacanya namun saya pikir harus saya sampaikan sbg bentuk tanggung jawab, bahwa saya; awod, adalah pelaku dan dalang pembubaran pembuatan film lastri di solo dan saya tidak kecewa sampai kapanpun serta siap bertanggung jawab lahir dan batin…
alasan saya, selain saya sudah baca sinopsis dari film tersebut, sebelumnya saya juga pernah ikut dalam bedah buku di KOMNAS HAM yang mana dalam bedah buku ” 10 wanita korban Paska G30S PKI ” slah satu yg di sampaikan adalah kisah LASTRI (judul film bang eros)… entah benar atau tidak cerita itu namun sama dengan sinopsis film LASTRI.
” Diceritakan disitu bahwa LASTRI punya pacar seorang mahasiswa bernama rangga… rangga dituduh PKI… LASTRI pun ditangkap militer… , nah ketika LASTRI ditahan, Ia diperkosa dan di perkosa sampai berhari2 oleh TNI, … ”
Nah, apa baiknya film ini, selain menjelekkan tentaa kita apakah ini juga tidak menimbulkan kebencian mendalam…
” katanya cuma film percintaan kuno biasa…, kenapa pakai nama LASTRI, shotingnya di tempat2 yg diceritakan dlm buku tersebut diatas seperti Wedi dan pabrik gula colomadu dsb, tidak cari lokasi lain yg lebih romantis dan tidakkontrofersi… ”
oklah… silahkan anda pikir sendiri, tq