Agaknya tindakan blunder para petinggi PKS dalam setiap kebijakannya akan menjadi bumerang ampuh bagi partai ini untuk bisa melebarkan sayapnya. Setelah beberapa saat lalu mereka menggegerkan pentas politik dengan iklan politik pemuja Suharto nya, kali ini petinggi PKS Hidayat Nurwahid mengusulkan agar MUI mengeluarkan fatwa haram terkait masalah golput. Namun sayangnya MUI menilai, urusan golput bukan masalah agama melainkan politik.
Bujukan mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid agar MUI, NU, dan Muhammadiyah, mengeluarkan fatwa haram atas sikap golput menuai kritik dan kecaman. Fatwa tersebut dinilai menyesatkan, sebab undang-undang tidak mewajibkan masyarakat memilih dalam pemilu.
“Kalau kondisi politik tidak kondusif, parpol tidak amanah, dan tiba-tiba ada fatwa untuk wajib memilih dalam pemilu, saya kira itu fatwa yang sesat,” kata Direktur Eksekutif IndoBarometer M Qodari. “Dalam konteks UU di Indonesia, mencoblos adalah hak, bukan kewajiban kita. Tidak seperti di negara lain, seperti Australia yang mewajibkan orang untuk memilih,” ujarnya.
“Biarlah urusan golput itu diatur dalam hukum ketatanegaraan. Jangan masuk pada hukum agama,” pungkasnya.
Sementara itu pengamat politik Arbi Sanit mengatakan “Pikiran dia itu sebagai bentuk anti demokrasi.” Arbi tidak setuju jika perkataan Hidayat tersebut dinilai sebagai usaha untuk mengurangi golput dalam pemilu mendatang. Bagi pria berambut gondrong ini, tidak ada maksud baik jika dilakukan dengan terpaksa.
“Dulu Soeharto maksa dengan menggunakan senjata, tapi sekarang dengan menggunakan Tuhan. Dosa itu milik Tuhan,” ujar Arbi.
Usaha PKS untuk membujuk MUI untuk “keroyok” Gus Dur ini mendapat tanggapan dari Ketua MUI Amidhan,”Fatwa harus dikaji dulu apa alasannya. Apakah kecenderungan golput sudah sangat kuat kalau rakyat kita apatis, lalu banyak sekali yang golput, itu dulu dibuktikan. Karena ini (golput) tidak masalah agama, ini masalah politik.” MUI yang selalu mendapat kritik dari blog ini tampaknya tidak ingin terjebak kepada masalah mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Seperti aksi menjual wanita kita ya pak?
PKS Pertanyakan Konsistensi Sikap MUI
Tapi tampaknya Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq tidak puas dengan sikap MUI ini. Mahfudz mengambil contoh ketika ada pembahasan RUU anti pornografi dan pornoaksi di DPR, MUI bersikap pro aktif. Padahal RUU APP itu merupakan persoalan politik juga.
Lanjutnya juga, PKS tidak bisa menjangkau mayoritas masyarakat oleh karena itu, peran-peran lembaga agama seperti NU, Muhammdiyah, dan MUI dibutuhkan untuk menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya Pemilu.
Tapi ga ya ampe segitunya pak cari suara dengan mengharam-haramkan, apalagi kalo sampai menganggap orang lain murtad, masya allah!
Ada-ada aja nih cara PKS cari muka, lama-lama jadi kebabalasan …agama itu urusan Allah, bukan urusan politik Anda…
Dakwah ya dawah, politik ya politik, jangan tunggangi dakwah demi kepentingan politik partai oportunis Anda
Desember 13, 2008 pukul 10:45 am
yang jelas menjual agama untuk mencari kesejahteraan anggotanya, melihat sepak terjang PKS sekarang makanya wajar pada saat pemerintah di aljazair membantai orang2 menjual agama untuk kepentingan pribadi & golongannya saja.
Desember 13, 2008 pukul 11:01 am
agama itu urusan Allah. jadi Dia akan tersinggung karena dipakai oleh partai politik Anda. karena Allah sangat melarang manusia untuk berpolitik untuk atas namaNya.
jadi kalau mau berpolitik pakailah demi nasionalisme, demi hak asasi manusia, demi kemajuan bangsa. kalau itu ngga ada unsur2 Allahnya, jadi boleh.
eh ngga tau deng…
bingung juga hehehe
Desember 13, 2008 pukul 12:42 pm
Jangan berhenti untuk mengubah DUNIA……ayo…tambah SEMANGAT untuk BLOG ‘AJARAN
Desember 13, 2008 pukul 12:57 pm
Ini persoalan klasik yang senantiasa berulang ketika agama sudah dilembagakan..
Desember 13, 2008 pukul 2:29 pm
Saya kader PKS Karanganyar, Surakarta…
Apapun dasarnya fatwa itu tidak bisa dibenarkan…dimana dalilnya? Afwan mungkin sy masih awam, tp sy belum pernah th ada dalil yg menyebutkan seperti itu. Mohon petunjuknya
Desember 13, 2008 pukul 4:15 pm
salah satu startegi PKS yang cerdas..
PROMOSI gartis dengan STATEMENT….
SAUULLTTEEE
Desember 14, 2008 pukul 3:59 pm
inilah akibatnya kalo bersikap pragmatis..makin lama PKS makin tidak jelas kelaminnya..dibilang Islam juga bukan, di bilang sekuler malah bantah..pusing saya!
Desember 14, 2008 pukul 11:26 pm
Siapapun yang belum tahu apa itu sesungguhnya PKS, pasti akan bergabung dengan PKS… Tapi bagi yang sudah diberikan hidayah…, pasti akan segera keluar dan bertobat…
Desember 17, 2008 pukul 7:36 am
Politisasi Agama atau Agama Terpolitisasi?
Tergantung niat orang yang didalammya.
Desember 17, 2008 pukul 4:18 pm
@ mahendra…
klaim hidayah nih…dapet hak prerogratif dari mana? Oh ya, memang PKS kayak apa? Makin tertarik tuh kayaknya kalau mahendra bilang githu…
“dakwah ya dakwah, politik ya politik….”
Ajarannya ajaran….
emang definisi dakwah apaan? hanya urusan ibadah aja ya? Oh, ternyata Islam dalam pandangan ‘blog ajaran’ kayak githu….
JAdi lebih tahu, belajar dulu ah…^.^
Desember 18, 2008 pukul 8:18 am
Retorika doang lo pada.. 🙂
Konkret aja, tar kalau bisa Golput aja deh hehe
Desember 18, 2008 pukul 4:18 pm
Tapi kalau melihat eksistensi dan komitmen PKS selama ini yang terbukti bersih, saya ndak bisa asal ngablak.
Lebih baik kita cermati, dan kita mengerti dulu apa maksudnya, baru kita bicara. Toh PKS juga ndak mungkin akan “asal ngomong”.
Yang jelas, info untuk PKS: Para Salafiyin (Jamaah Salafiyah) di Indonesia hampir semua mungkin 100% Golput, dan mereka tidak mau terlibat politik. Mereka punya dalil yang kuat, Apakah PKS sanggup menghadapi mereka? Dalil vs Dalil?
Setahu saya, Jamaah Salafiyah itu adalah jamaah yang paling keras dalam menerapken Syariah, dan sangat disiplin.
Desember 20, 2008 pukul 4:07 am
mas blog ajaran, aku juga nggak setuju dengan pks yang berniat mengharamkan golput. Tapi aku nggak setuju juga dengan blog ajaran karena kesekulerannya!!JANGAN SEKULER MAS!
Desember 20, 2008 pukul 4:16 am
@ duniabaruku
Bukan klaim…, karena hidayah milik Allah.. Pengin tahu PKS? Tunggu tanggal mainnya…
Desember 20, 2008 pukul 8:36 pm
agama itu politik, politik itu agama. Bagaimana cara agar politik mampu mensejahterakan agama dan agama mensejahterakan umat manusia.
Saat agama memasuki politik, maka Tuhan berada ditengah-tengah kita, mudah-mudahkan ketika Tuhan ikut masuk maka manusia sadar bahwa sebagai wakil Tuhan mereka harus melakukan yang terbaik.
Jadi bukan agama yang dipolitisir.
namun fatwa haram golput memang tak bisa diterima… adalah hak manusia untuk memilih, termasuk memilih surga dan neraka.
Desember 20, 2008 pukul 10:27 pm
Tanggapan terhadap sdr. Muhammad Baiquni
Saya koq susah menerima konsep agama dan politik dalam satu wadah. Dalam konsep kebangsaan, agama dan politik berada pada ranah yang berbeda. Itu sebabnya saya kurang setuju dengan tulisan anda “agar politik mampu mensejahterakan agama” tapi saya setuju bahwa “agar agama mensejahterakan umat manusia”
Politik adalah sebuah wadah interaksi dari berbagai kepentingan, baik kepentingan pribadi, agama, ekonomi, keserakahan, kebejatan dan beribu kepentingan lainnya. Agama hanya salah satu dari berbagai kepentingan tersebut.
Ketika agama dijadikan dasar dalam berpolitik, maka besar kemungkinan akan terjadi politisasi agama untuk kepentingan-kepentingan duniawi dan bisa-bisa berujung pada penistaan agama tersebut, dan ini yang harus kita hindari! Seperti kasus pengharaman golput oleh Nurwahid diatas, sungguh mencoreng akidah nalar Islam!
Agama dapat menjadi komponen utama dalam politik ketika politikus tersebut betul-betul beragama, sehingga diharapkan dalam setiap langkah politik nya dapat mencerminkan ke-agama-an Nya. Dan bukan cuma menjadikan agama sebagai barang dagangan untuk menarik konstituen.
Bekali para politikus dengan konsep agama yang benar, insya allah kita semua akan baik-baik saja 🙂
Desember 20, 2008 pukul 10:46 pm
gak setujuuuu kalo golput itu akan difatwa haram. memang alasannya kenapa sih???
Desember 28, 2008 pukul 2:00 am
politik dan agama itu adalah satu…
politik itu untuk menjaga keberlangsungan agama…
Tapi kalo politik yang sekarang dijalani manusia…
ya gak bakal bisa menjaga agama.
Bisa-bisa jadi kaya HNW diatas
info lebih lengkap, kritisi PKS di http://pkswatch.blogspot.com
Januari 8, 2009 pukul 4:01 am
Benar lah kata kakekku dulu.
Yang bikin hancur moral adalah kaum bermoral, bikin rusak hukum adalah pakar hukum, yang membinasakan agama adalah ulama.
Banyak benarnya atau benarnya banyak? Hayo…
Januari 8, 2009 pukul 7:46 am
Pernah dengar selentingan2 yang mungkin bisa di bilang benar atau tidak yang menyatakan jika kwalitas pemilu yang di hasilkan di bawah quota, dalam arti banyak yang golput maka akan terjadi kekurangan quota pada posisi kursi kursi di DPR, hal ini sangat membahayakan karena kursi kursi tersebut bisa diperjualbelikan. mungkin inilah salah satu bahayanya golput
Januari 21, 2009 pukul 3:18 pm
alah……. si nurwahid ini biang kerok kekacauan ya!!!!!!
kalo emang partai lo ga laku ngapain buat fatwa apa itu namanya yang aneh-aneh????
kamu mending urusin MPR???? jadi orang jangan rakus.
PKS / PSK???????
kok kayak gitu sikapnya??!!!!!!
Januari 22, 2009 pukul 9:24 am
PKS = PALESTINA KAMI SAYANGI.
PKS = PARTAI KITA SEMUA
PKS = PALESTINA KAMI SAYANGI.
PKS = PARTAI KITA SEMUA
PKS = PALESTINA KAMI SAYANGI.
PKS = PARTAI KITA SEMUA