The Accolade, Penggebrak Pakem Wanita Muslimah Arab

The Accolade, sebuah grup musik rock yang terdiri dari empat gadis remaja asal Saudi Arabia mengguncang dunia maya dengan mengirimkan albumnya ke Myspace. Empat mahasiswi yang tergabung dalam band itu merekam album mereka di tempat sendiri. “Di Saudi, ini suatu tantangan,” kata Lamia, sang penyanyi yang memasang “piercing” di alis kiri dan sekitar bibir bawahnya.”Mungkin kami ini gila-gilaan. Kami ingin lakukan yang tidak biasa.”
Meski telah meluncurkan lagu yang jadi hit, mereka belum bisa berfoto untuk sampul, bahkan latihan pun adalah sesuatu yang terpaksa dirahasiakan karena masih harus berhati-hati agar tidak melanggar ketentuan di negara mereka, kerajaan Saudi Arabia yang ketat memegang syariat Islam.

Seperti diketahui semua muslimah di Saudi Arabia melakukan aktivitas publik dengan memakai jilbab, tidak boleh mempunyai aktivitas politik, tidak boleh olahraga dengan pakaian tanpa jilbab (yang tentunya sangat merepotkan) bahkan tidak boleh mengendarai mobil. Dan saat ini sebagian perempuan di Saudi Arabia tengah gencar melakukan tuntutan agar cara berpakaian wanita Arab Saudi dan juga aturan keluar rumah direvisi. Maklum Undang-Undang di negara itu memang sejak lama mengharuskan para wanita yang keluar rumah harus memakai jilbab dan pakaian gamis. Khadijah Badahah, administrator sebuah universitas dan mengajar kimia di Universitas London mengatakan, “Ini adalah sebuah erosi budaya. Jika kita tidak melawannya, maka ini akan terus berlanjut!”

The accolade image

Di Jedah, tempat grup musik “The Accolade” bermarkas, barangkali merupakan kota paling kosmopolitan di Saudi, dengan aturan-aturan ketat telah melonggar. Satu dasawarsa lalu, polisi agama masih menegur dan menghukum perempuan yang dianggap berpakaian tidak pantas, pemuda berambut panjang kadang harus mencukur rambutnya di kantor polisi.
Tapi, terjadi perubahan besar sejak peristiwa serangan teror di New York 11 September 2001. Saudi pun menghadapi dampak ekstremisme dari dalam maupun luar negeri. Lebih dari 60 persen penduduk Saudi adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun dan banyak dari mereka menginginkan kebebasan yang lebih besar.

Dina (21), “pengaruk” gitar sekaligus pendiri grup itu dan saudarinya, Dareen, (19), si pemain bas, bergabung dengan dengan Lamia dan Amjad (pemain keyboard) dan lahirlah “The Accolade”. Semua anggota Allocade berasal dari kalangan menengah dan mereka belum pernah keluar negeri, tidak seperti kalangan atas yang kebanyakan pernah tinggal dan merasakan kehidupan barat.
Arab Saudi masih mengasosiasikan rock’n roll dengan hidup yang mengalami kemunduran.Apalagi banyak grup rock di Saudi memainkan aliran “heavy metal”, yang di Barat kadang menggunakan citra tenung atau setanisme. Di Saudi, orang bisa dipenjarakan bahkan dihukum mati jika melakukan tenung.
Tahun 1995, polisi menggerebek suatu pertunjukan rock di “basement” suatu restoran di Jidda dan mengangkut 300 orang dari tempat itu.

Mau tahu lebih banyak tentang mereka? Check their Myspace page dan download salah satu lagu mereka Pinnochio.

6 Tanggapan to “The Accolade, Penggebrak Pakem Wanita Muslimah Arab”

  1. Aulia Says:

    lagi-lagi otak AS nih mulai gencar lagi……

  2. tamrin Says:

    assalamualaykum

    Salam kenal bagus blognya

  3. RahmanRahim Says:

    The Accolade COOOOL!…. Saya jadi mau tau lagunya & para personilnya.

  4. muhannaz Says:

    Yahh …
    qrain personil grup jazzy …

    NgeJazz dong… NgeJaZZ …

  5. Soldier Of Allah Says:

    Itulah isyarat tanda tanda akhir kehidupan dunia, maka dajjal dan sistemnya/kapitalis sekuler akan mengepung kalian dari segala penjuru, teringat akan kata kata terakhir rosullulah saat akan meninggal dunia..”ummati..ummati…/umatku umatku..” betapa kwatir dan cemasnya rosul terhadap kondisi umatnya sepeninggalan beliau. Diakhir jaman nanti tidak ada sejengkal tanahpun yang tidak luput dari penguasaan dajjal laknatullah dan sistemnya kecuali masjidil haram dan madinah, sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa monarchie of saudi arabian merupakan bagian dari antek2 yahudi dengan konsep wahabi ciptaan zionis.

  6. buddy wood peker Says:

    alah…… itu mah keterlaluan, itu bukan melindungi wanita namanya, tapi menekan wanita!

    emang semua wanita disana istri lo apa?????

    kasi mereka kebebasan asalkan yang sewajarnya. kalo iman kita emang kuat, wanita telanjang dijalan juga ga bakalan goyah……

    makanya sebelum bikin peraturan pikir dulu!!!!!


Komentar ditutup.

%d blogger menyukai ini: