Beberapa tahun lalu ketika saya masih mahasiswa dan mulai tertarik untuk mengetahui lebih banyak seputar agama lain selain agama Islam, saya sempat menanyakan mengenai beberapa kebiasaan Natal kepada teman sekost. Kebiasaan Natal yang saya maksud antara lain adalah seperti menghias pohon natal (pohon cemara?), saling bertukar hadiah natal dan siapakah Santa Claus. Saya mempertanyakan hal tersebut karena didalam Alkitab mereka, kebiasaan tersebut tidak pernah tertulis (setahu saya).
Dari jawaban teman kost saya yang nasrani, akhirnya saya mengetahui bahwa pohon natal, hadiah natal dan Santa Claus bukanlah kebiasaan yang berasal dari Alkitab. Tradisi natal tersebut ternyata adalah bawaan dari budaya ritual agama lama di Barat yang kebetulan dirayakan pada setiap musim dingin, sehingga akhirnya menjadi sebuah tradisi yang dirayakan setiap Natal oleh umat Nasrani seluruh dunia.
Pertanyaan lain yang saya ajukan adalah betulkah nabi Isa dilahirkan pada tanggal 25 Desember menurut kalender Masehi? Menurut penuturannya, tanggal 25 Desember sebenarnya hanya merupakan perkiraan tanggal kelahiran sang “Yesus” yang akhirnya disepakati oleh semua umat Nasrani sebagai tanggal simbolis sebagai momentum memperingati kelahiran nabi Isa secara kalender Masehi.
Seperti halnya tradisi Natal tersebut, saya teringat dengan beberapa tradisi lebaran di Indonesia yang hanya ada di Indonesia saja. Tradisi makan ketupat dan pasang petasan, seruuuu..!! Dan begitulah akhirnya tradisi budaya telah membentuk kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan dalam peringatan hari-hari besar keagamaan, dan itulah yang membuat hari-hari bear tersebut semakin semarak dirayakan. Lebih berasa gitu loch… 🙂
Akhir kata, kepada rekan-rekan umat Nasrani, selamat merayakan hari Natal, semoga damai selalu menyelimuti bumi yang kita diami ini.
Rassulullaah pernah bersabda:”IRHAMUU MAN FIL ARDHI YARHANKUM MAN FISSAMAA ” yang artinya ” Kasihi dan sayangilah semua penduduk bumi (termasuk binatang melata /semut) maka akan mengasihi dan menyayangimu semua penghuni langit.”
Dan saya juga meminta maaf jika ada tulisan di blog ini yang menyinggung keyakinan anda. Yakinlah bahwa perbedaan itu akan tetap ada, kebenaran bukan milik saya, anda atau agama yang kita anut, kebenaran hanya milik Allah..subhanallah…
Desember 25, 2008 pukul 4:35 pm
Dear : https://ajaran.wordpress.com/
Subhanallah, Mahasuci Allah yang telah mencipatakan makhluk hidup dengan berbagai macam keanerkaragaman dan perbedaan.
Semoga kita dapat hidup saling rukun dan damai antar sesama umat beragama.
Islam merupakan negara yang cinta damai….
Peace….
Regards
Fahrisal Akbar
Desember 25, 2008 pukul 7:23 pm
sang “yesus”?
kok sering banget mendiskreditkan sebuah nama yang anda juga hormati sebagai nabi, dan merupakan seseorang yang anda akui tidak memiliki cela, tapi sepele banget
tau kenapa sepele?
karena anda nyebutnya sang Yesus..
admitt ajalah, anda mencoba mengecilkan nama tersebut
artinya simple banget
anda mendiskreditkan kepercayaan anda sendiri
bukan marah kok bro, dah biasa kok mengalami penekanan sebagai umat minoritas, cuma merasa aneh, what is u all guys have in ur brain?
Desember 26, 2008 pukul 8:01 am
Teringat dengan apa yang dibilang oleh Irene manta biarawati….
Desember 26, 2008 pukul 12:08 pm
peringatan buat umat islam dan nasrani:
kalau kita mau berdebat untuk membuktikan kesejatian agama silahkan, buktikan apakah tuhan yang kita sembah layak disebut tuhan…tapi jangan menghina tuhannya
kenapa..? ingat tuhan yesus bagi umat nasrani adalah nabi isa yang mulia dan wajib diyakini oleh umat islam, begitu juga Allah SWT tuhan umat islam adalah tuhan bapa/roh kudus/god (kata bule). siapapun yang menghina salah satunya niscaya akan celaka…kalau tidak di dunia, di akhirat
sudah pasti.
Desember 26, 2008 pukul 4:12 pm
…..
Yah…. Lakum diinukum waliyadiieen aja deh !..
Desember 26, 2008 pukul 6:09 pm
Tujuan kita ingin hidup DAMAI… itu aja..he..he..he…
Desember 27, 2008 pukul 2:13 pm
kebernasan dalam memandang peran agama dalam hubungan antar manusia menjadi penting. suasana perbenturan antar agama terjadi akibat setiap umatnya merasa harus membela agamanya.
padahal Muhammad saw sendiri mengganti kalimat Muhammad Rasul Allah menjadi Muhammad bin Abdullah dalam perjanjian Hudaibiyah. demi sebuah perdamaian.
karena kedamaian membawa berkah kepada pemuliaan agama itu sendiri.
sementara ketegangan hanya mencoreng muka agama itu sendiri.
mohon maaf, kalau komen ini salah atau menyinggung.
Desember 28, 2008 pukul 9:30 am
Agama boleh banyak,rasul boleh banyak,nabi boleh banyak,tapi keselamatan cuma ada dlm satu nama yaitu nama YESUS biar apa pun anda menyebutnya..meskipun dan bagaimana pun anda menyebutnya..Dia tetap yg berkuasa..
jadi ngga perlu dibesar2kan hal ini..nanti kita lihat sama2 end of the world siapa yang menyatakn kebenaran..!!
Praise the lord
Januari 7, 2009 pukul 9:39 am
Ati2 bro dgn keyakinan anda, ngucapin selamet natal. 25 Desember kan lahirnya Dewa Matahari menurut org Roma. Kristen itu dibodohi…
Yup… tentang ketupat.. menurut orang jawa dalam “Lumbung Kiroto Boso”, atau orang sunda “Bahasa Kirata” (dikira2 tapi nyata). Ketupat/ Kupat (artinya: NgaKU lePAT)/mengakui kesalahan.
Info aja bro..Simbol…
Januari 21, 2009 pukul 3:37 pm
alah…… orang muslim kan dilarang mengucapkan selamat yang berkaitan dengan agama kepada umat lain??????
awas ente jadi orang kafir!!!!!!!!!!!
dari situ kita bisa berpendapat bahwa isalam bukan agama toleran!
Januari 22, 2009 pukul 9:44 am
Ngapain musti ngucapin selamat buat agama lain, udah jelas koq konsep islam tuh “lakumdinukum wallyadin” untukmu agammu untuk agamaku, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah begitu pula kamu tidak akan menyembah apa yang aku sembah…titik jelas nggak !, Makanya kalo punya agam musti PEDE jangan maunya ngemis2 minta di hormatin…..hiks…hiks siapa loe….!! Jiakakaka…..