Pertanyaan lebih lengkapnya, mengapa saya berpikiran untuk tidak memperbolehkan komentar lagi di blog ini?
1. Karena saya tidak mempunyai banyak waktu untuk mengecek satu persatu komentar yang butuh moderasi. Belum lagi yang sempat tertangkap oleh Akismet, mana sempat dicek atu-atu!
2. Hampir sebagian besar komentar yang masuk tidak nyambung blas dengan tulisan artikel.
3. Ada yang mengaku beragama yang mengajarkan KASIH, tapi malah mengobarkan permusuhan. Ada yang mengaku mempunyai agama yang “RAHMATAN LIL’ALAMIN” tapi ucapannya hanya menyebarkan kutuk dan sumpah serapah.
Ujung-ujungnya “orang suci” kedua agama ini saling “jilat lidah” di kolom komentar
4, Ini yang paling parah, ada yang seenak perut nya mengatakan saya tidak beragama! Fitnah dan hujatan anda tidak membuat anda lebih baik daripada saya di mata Allah!
Sementara komentar saya tutup dulu, sampai saya mempunyai asisten dari kedua (atau tiga?) agama yang mau bekerjasama dengan saya untuk menyortir setiap komentar yang masuk.
Januari 17, 2009 pukul 2:16 am
[…] Saya kecewa… ternyata kebebasan yang selama ini didengungkan di dunia blogosphere, tak punya nyali saat korban adalah muslim. Coba jika muslim dengan atribut Islam yang menjadi pesakitan, seperti kasus AKKBB versus FPI, Teori Evolusi versus Doktrin Kreasi, liberalisme versus gerakan Wahabi, ramai yang datang mengeroyok, tak terkecuali sambil mengaku membawa ajaran cinta kasih, namun menjadi kompor di tema serupa. Saya pun paham kenapa teman di blog ini jadi menghapus kolom komentarnya. […]