Partai Bulan Bintang (PBB) adalah Partai Islam dan sekaligus Partai Indonesia. Sebagai Partai Islam, PBB melandaskan perjuangannya pada ajaran-ajaran Islam yang berlaku universal dan bersifat “Rahmat Bagi Sekalian Alam” sebagaimana dikatakan al-Qur’an. Universalisme ajaran Islam, terutama tentang asas keadilan, kejujuran, kebenaran, pemihakan kepada kaum yang lemah dan tertindas, penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia apapun agama yang mereka peluk, adalah asas perjuangan PBB. Segenap warga PBB wajib menjunjung tinggi akhlak yang mulia, wajib menunjung tinggi norma-norma etik Islam yang universal. Politik adalah bagian dari dakwah untuk mengajak manusia ke arah kebajikan dan menolak kemungkaran. Tidak akan ada pihak yang dirugikan dengan prinsip-prinsip ini.
PBB memang memperjuangkan tegaknya syari’ah Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita. Kita menjunjung tinggi kemajemukan masyarakat kita. Syari’ah Islam dalam arti peribadatan — seperti solat, puasa dan haji — dapat dilaksanakan umat Islam seluas-luasnya, tanpa sedikitpun kewenangan negara untuk mencampuri atau menghalanginya. Syari’ah Islam dalam kehidupan pribadi dan keluarga – seperti perkawinan dan kewarisan — dijamin untuk dilaksanakan bagi umat Islam, sebagaimana umat beragama lain juga tunduk kepada ketentuan-ketentuan agama mereka. Syari’ah dalam kehidupan yang lebih luas yang berkaitan dengan hukum publik, adalah sumber hukum yang universal, yang dapat ditransformasikan ke dalam hukum nasional atau peraturan di daerah-daerah. Kalau sudah selesai ditransformasikan, maka namanya bukan lagi syari’at Islam, melainkan hukum nasional Republik Indonesia atau Peraturan Daerah, atau peratiran lainnya yang merupakan hukum negara Republik Indonesia.
Tanggal 22 Juni 1945, merupakan saat yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena saat itu atau 62 tahun yang lalu telah lahir Piagam Jakarta yang merupakan ruh dalam meletakkan landasan hukum pembangunan bangsa ini. Piagam Jakarta adalah naskah otentik Pembukaan UUD 45. Naskah tersebut disusun oleh Panitia Sembilan bentukan BPUPKI yang terdiri dari Ir Soekarno, Mohammad Hatta, AA Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Abdulkahar Muzakir, Haji Agus Salim, Achmad Subardjo, Wachid Hasjim, dan Muhammad Yamin. Dalam alinea keempat naskah itu tercatat kalimat: “…. kewadjiban mendjalankan sjari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknja….’.
Pada 9 Juli 1945, Soekarno menyebut Piagam Jakarta sebagai gentlemen’s agreement antara kelompok nasionalis-sekuler dan nasionalis-Muslim. Tapi pada 18 Agustus 1945, tujuh kata vital tadi akhirnya didrop. Alasannya, umat Kristen di Indonesia Timur tidak akan turut serta dalam negara Republik Indonesia yang baru saja diproklamirkan bila tujuh kata itu tetap dicantumkan dalam Pembukaan UUD 45 sebagai Dasar Negara.
Mengomentari ultimatum itu, Dr M Natsir mengatakan, “Menyambut hari Proklamasi 17 Agustus kita bertahmied. Menyambut hari besoknya, 18 Agustus, kita beristighfar. Insya Allah umat Islam tidak akan lupa.” Upaya kekuatan Islam untuk merehabilitasi Piagam Jakarta pada Sidang Majelis Konstituante 1959 disabotase oleh Presiden Soekarno dengan menerbitkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Gagal lah usaha tersebut hingga sekarang.
So.. PILIH Partai Bulan Bintang, partainya ORANG ISLAM SEJATI INDONESIA, bukan PARTAI ISLAM OPORTUNIS atau PARTAI ISLAM MENCLA MENCLE!
Maret 17, 2009 pukul 2:18 am
Islam yang baik dan ramah patut kita dukung
Maret 17, 2009 pukul 3:29 am
Selama partai partai yang mengaku berazas islam itu..masih mau berkolaborasi dengan sistem sekuler dan masih berkompromi dengan thogut thogut maka haram buat tentara tentara allah menolongnya, biarlah kita lihat nanti siapa sebenarnya lawan dan siapa sebenarnya kawan.
Semoga allah menunjuki yang hak dan yang batil
Pada akhirnya terbuka sudah kedok kedok partai yang mengaku memperjuangkan dakwah, mulai saat ini kami menyatakan GOLPUT.
Maret 17, 2009 pukul 4:36 am
Top.. asal jangan PKS aja, partai topeng wahabi kanan, perusak Islam!
Maret 21, 2009 pukul 2:30 pm
tim sukses yah??? 🙂
kenapa ga dicantumkan juga landasan ideologi dan landasan rumah tangga partai biar kita2 yang lagi bingung mau pilih mana, paling ga bisa ikut mempertimbangkan
April 8, 2009 pukul 3:02 pm
Saya tau, Bulan Bintang memang TOP. Saya dulu aktifis Bulan Bintang, sekarang sudah ga boleh, karena dah PNS. Tapi hati saya tetap Bulan Bintang.
Orang-orang PKS itu dulunya masuk di lingkungan Deklarator PBB, tapi karena saat itu PBB memutuskan untuk menerima Asas Pancasila sebagai Asas Partai, mereka keluar dengan alasan itu sudah keluar dari khittah perjuangan ummat Islam (kayak yg paling hebat saja…, bah!) .
Tapi, setelah mereka keluar dari lingkaran Deklrator PBB, mereka bikin PK (Partai Keadilan) tapi kurang ajarnya, mereka sibuk mengambil dan merongrong para anggota PBB di daerah-daerah supaya masuk PK. Bahasa mereka bahwa PK sama saja dengan PBB!!. Hal ini pun dilakukan ke partai-partai baru lainnya, salah satunya PAN. Kerjaan PKS memang dari dulu senang merongrong teman-teman sejawatnya. Bahkan kalau saya sebut PKS itu MENUSUK DARI BELAKANG terhadap partai-partai Islam lainnya.
Kenapa PKS ga mau nyari sendiri anggota? yaa…karena PKS memang partai BANCI! tidak jentel. Mental Gratis gak Mau Usaha, yaitu PKS.
Sudahlah, banyak kejadian dan saksi siapa sesungguhnya PKS. Makanya saran saya: JANGAN PERNAH PERCAYA PKS!!! ANDA AKAN MENYESAL SEUMUR HIDUP!!!.
Yang jelas saya salut ke PBB, konsisten meskipun dirongrong oleh PKS. Teruskan perjuangan teman-teman PBB!!! Jangan hiraukan PKS!
April 10, 2009 pukul 3:57 pm
Astagfirullah….Istighfar Saudaraku…Ingat apa yang kalian tulis, ini akan kalian pertanggung jawabkan kelak di akhirat…
April 14, 2009 pukul 8:56 am
Sesama muslim jangan saling mencaci, pihak lain yang tertawa ketika berjibaku disini…