Menjelang hari H pemungutan suara, situasi politik kian memanas. Bahkan, kini beredar buku yang menyebut adanya agenda terselubung yang dimiliki PKS.
Buku tersebut bertajuk “Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia.” Buku tersebut tercetak April 2009 yang diterbitkan oleh tiga lembaga yakni The Wahid Institute, Gerakan Bhinneka Tunggal Ika dan Maarif Institute.
Sederet nama beken tertulis dalam buku ini. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid tercatat sebagai editor. Sementara prolog diberikan oleh mantan Ketua PP Muhammadiyah, Prof A Syafii Maarif. Sedangkan bagian epilog disajikan pemimpin pondok pesantren Raudlatuth Thalibin, Rembang, Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).
Dalam buku setebal 321 halaman ini, PKS dituliskan sebagai agen kelompok garis keras Islam transnasional. Dalam melakukan kerjanya, PKS melakukan infiltrasi ke berbagai institusi yang mencakup pemerintahan dan ormas Islam antara lain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah (halaman 23). Fakta yang mencengangkan adalah adanya fenomena rangkap anggota antara Muhamamdiyah dan kelompok yang disebut garis keras. Diduga hampir 75 persen pemimpin garis keras memiliki ikatan dengan Muhammadiyah.
Sajian data yang ditampilkan dalam buku ini tertulis merupakan hasil penelitian yang dilakukan selama 2 tahun terakhir. Penelitian sendiri dilakukan oleh dua tim. Tim pertama dituai oleh Abdurrahman Wahid yang merupakan peneliti konsultasi dan literatur. Sementara tim kedua yakni tim lapangan dikomandani oleh Prof Dr Abdul Munir Mulkhan (guru besar UIN Sunan Kalijaga).
Penelitian yang dilakukan di 24 kota/kabupaten yang tersebar di 17 provinsi dengan menerjunkan 27 peneliti lapangan. Tidak hanya itu, riset ini melibatkan 591 responden yang diambil dengan sengaja (purposive sampling) yang berasal dari 58 organisasi massa Islam. Profesi responden pun beragam, mulai dari pegawai negeri, dosen, mahasiswa, anggota DPRD hingga pimpinan parpol.
Buku ini menyebutkan aktivitas dakwah yang dilakukan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang kemudian melahirkan PKS menikmati dana Arab Saudi. Peneliti buku ini melasir adanya informasi PKS sedang mencari masjid-masjid yang sedang direnovasi. Dana rehab tersebut diperoleh dari Arab Saudi. Syaratnya, penduduk setempat diminta mendukung PKS dalam setiap pemilihan.
Pada bagian ahir, penelitian ini menyimpulkan gerakan Islam garis keras di Indonesia memiliki hubungan dengan gerakan Islam transnasional yang berasal dari Timur Tengah terutama Wahabi, Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tahrir. Tujuannya, dengan mendiskreditkan pancasila, gerakan ini berusaha melakukan formalisasi agama. Dengan menggunakan alasan degradasi moral dan ketepurukan bangsa, mereka berniat mengganti Pancasila dengan negara islam dan mengubah NKRI dengan Khilafah Internasional.
Tidak hanya itu, buku ini juga menjelaskan PKS terkesan menempuh politik bermuka dua dengan menghembuskan isu partai terbuka pada Mukernas di Bali pada tahun 2008 silam. Untuk ke publik, PKS ingin menegaskan sebagai partai terbuka dan bervisi kebangsaan dengan menerima Pancasila dan UUD 1945. Sementara, ke konstituen, PKS menyatakan sebagai partai dakwah berasas Islam. Selain PKS, Hizbut Tahrir Indonesia juga disebutkan menjadi bagian dari gerakan Islam garis keras.
Buku ini sedianya diluncurkan pada 6 April silam oleh Gus Dur. Namun karena Gus Dur sedang sakit, peluncuran ditunda untuk waktu yang tidak terbatas
April 14, 2009 pukul 8:45 am
Sisi baik dari demokrasi ia menampung segala pendapat…
Mei 18, 2009 pukul 5:53 pm
Kalo rakyat endonesya dah pinter sich ga masalah, berbagai macam berita/pendapat yang beredar bisa disaring dan ditelaah untuk dicari kebenaranya.
Sayang sekali kebanyakan rakyat kita terlalu bodoh (warisan orde baru), setiap dateng suatu berita, akal diletakkan, mulut dibuka selebar-lebarnya seperti pepatah tong kosong nyaring bunyinya.
Yang sangat disayangkan lagi pemuka-pemuka agama (calo-calo surga) dan tetua masyarakat kebanyakan masih bodoh juga sehingga mereka tidak mampu membimbing rakyat untuk mencari kebenaran dari sebuah pendapat/berita.
Mei 19, 2009 pukul 3:20 pm
Versi PDF buku ini bisa didownload gratis di: http://www.bhinneka tunggalika. org/galeri. html
April 14, 2009 pukul 10:42 am
apa yang diinginkan dan yg sedang dilakukan oleh PKS, adalah sesuatu yg sangat megkhawatirkan tetapi ini produk Pemerintah yg gagal dalam mengatasi hal-hal seperti ini. Lia Eden bisa di penjarakan, Ahmaddiyah bisa diobok-obok, sedangkan PKS adalah Koalisi Partai Demokrat atau sebutannya kawan dekat SBY.
April 14, 2009 pukul 1:59 pm
yah memang sejak lama PKS diindikasikan seperti itu. apagi akar gerakan PKS itu kan Ikhwanul Muslimin ya? Yg sarat nuansa perjuangan keislamannya. Nah hanya saja yg dimaksud islam oleh PKS dan yg terlibat di buku itu mungkin berbeda, jadi ga akan pernah ketemu mereka…
April 14, 2009 pukul 4:50 pm
Biasa, tidak ingan saudara nya maju PAYAH tuh mantak ketua ormas islam
April 15, 2009 pukul 4:49 am
Penyakit lama politikus muncul….saling menghujat dan menfitnah
Mei 17, 2009 pukul 1:27 pm
sebab anda berkomentar dengan pengetahuan yg tdk komprehensif terhadap khasanah Islam sehingga mindsetnya selalu simbolis
April 15, 2009 pukul 4:50 am
Kalau PKS didanai arab saudi berarti lawannya didanai amerika serikat ……
Mei 16, 2009 pukul 4:32 pm
Lha..sampeyan ini gimana…arab saudi khan antek terdekatnya amerika setelah israel….berarti sapa yg lebih jadi antek amerika dong?
Mei 21, 2009 pukul 4:27 pm
Sepakat dengan Ahmad M atas balasannya atas daeng limpo. Jawaban cerdas Bung Ahmad M.
Mei 17, 2009 pukul 1:18 pm
Emangx anis matta tdk pernah dapat duit dari amerika?cara berfikirmu goblok.siapa sekutu amerika?yang menyediakan pangkalan militer tuk menyerang irak siapa?raja fahd membunuh ayahnya atas dukungan siapa?jawabannya ya Amerika dengan Mesin politik dan ideologi Wahabi.ga usah bicara khilafah disaat orang Arab msh memelihara tribalisme kesukuan dan fam.Anda tdk lantas islami jika anda berjidat hitam dan membawa pentungan membawa panji2 Tuhan. pasca Abu Bakar khalifah semua mati terbunuh,dan itu watak Arab yang mau ditransformasi orang PKS.
April 15, 2009 pukul 4:51 am
PKS dan Islam fasis lainnya adalah paradoks demokrasi kalau tidak mau dibilang “pagar makan tanaman” atau “musuh dalam selimut”.
Disatu sisi mempergunakan demokrasi untuk berkuasa dan mendirikan negara Islam, pada saat yg sama mengkhianati demokrasi itu sendiri dengan menganggap orang diluar mereka sbg kafir yg harus diperangi dan tak pantas hidup. Ambil contoh : Ahmadiyah dan non muslim.
April 27, 2009 pukul 2:33 am
Seandainya pemimpin umat manusia di dunia ini lebih mengedepankan pandangan kemanusiaan dibandingkan pandangan keagamaan yang telah terbukti banyak menimbulkan kehancuran di seluruh muka bumi ini karena banyak diselewengkan oleh pandangan dan kepentingan para pemimpin agama baik itu kiai, pendeta dan pastor yang kalau mau diakui secara jujur adalah mereka membela dirinya sendiri, kepentingan kelompok, dan bukan kepentingan umat manusia. Wahai ALLAH yang maha pengasih lagi penyayang tunjukkan kepada pemimpin bangsa ini, pemimpin agama di negeri ini bahwa ENGKAU tidak perlu di bela, ENGKAU tidak perlu ditegakkan oleh orang-orang munafik yang mengatas namakan namaMU, padahal essensi nya adalah demi kantong pribadi.
Mei 14, 2010 pukul 11:49 am
setuju
April 15, 2009 pukul 8:11 am
jadi penasaran buat baca bukunya nih?
http://reatheryan.co.cc
April 15, 2009 pukul 9:50 am
eh tambahin ini gara2 NU sama Muhamadiyah mungkin kalah pamor kali dibidang politik… jadinya gini deg
Mei 21, 2009 pukul 4:33 pm
to amin rais : Mohon tidak terlalu politis dalam memandang. NU dan Muhammadiyah. Tinggal dibuktikan, Tifatul PKS bilang Boediono “ngga boleh diintervensi asing.” Lalu, PKS sendiri bagaimana? HTI, MMI, FPI, JI, DDII, KPPSI? Apakah itu yang termasuk Tifatul PKS bilang “intervensi asing”?
April 15, 2009 pukul 4:14 pm
Lah ! gimana to katanya “Guru Bangsa” ada partai “Penerus Bangsa” malah dilabeli yg macam2, pake nerbitkan buku segala. Mestine didukung dan kasih semangat dong Pak Dur, Ngono wae kok repot !
April 16, 2009 pukul 2:23 am
Dimana-mana berita tentang PKS memang selalu menarik perhatian, baik bagi yang pro maupun kontra.
PKS memang fenomena.
April 16, 2009 pukul 2:46 am
Sepertinya memang ada sekelompok manusia baru di Indonesia, seperti peluru baja salju yang ditembakkan dari meriam. Meluncur dengan kecepatan tinggi semakin lama semakin membesar mendobrak siapa saja yang menghalanginya, menghancurkan siapa saja yang menghadang – hancur berkeping-keping tiada sisa.
April 16, 2009 pukul 10:13 am
wah…wah.. keren nih..
jadi pengen beli dan baca..
April 16, 2009 pukul 1:40 pm
@Jephman
Ah…jangan negatif begitulah …, jangan-jangan justu anda yang sebenarnya punya hidden agenda….?, bukankah tulisan-tulisan anda sering “negatif” tentang Islam…?
April 17, 2009 pukul 2:08 am
Terserah orang mau bilang apa.
April 17, 2009 pukul 2:15 am
Ngakunya islam. Giliran diajak menerapkan syariat islam pada ga mau.
April 27, 2009 pukul 3:02 pm
sadar nggak sih, kalau diterapkan negara akan terpecah dan dijamin deh NKRI nggak ada lagi, daripada mikiran yang ginian mending nonton Liga Inggris aja
Mei 5, 2009 pukul 11:55 pm
Nah, ini dia yang biasa dijadiin senjata kelompok formalis dan radikalis; syariat tuh apa bung? jangan berpikir syariat itu fiqh seperti wajib, haram, sunnah, mubah, dan makruh! Kalau pun ini yang dimaksud, penafsirannya beragam bung, lalu tafsir siapa yang akan diikuti.
Sejatinya pernyataan Anda aneh: “Giliran diajak menerapkan syariat islam pada ga mau,” emangnya syariat (pada tingkat penafsiran) itu satu?
Januari 28, 2011 pukul 6:32 pm
Islam, Ya!
Budaya Arab jahilyah, No!
April 17, 2009 pukul 2:21 am
Menegakkan syariat islam bukan berarti merubah NKRI menjadi NII.
April 17, 2009 pukul 2:43 am
Contoh yg paling sederhana. Seorang William Brontele ketika memutuskan utk memeluk islam bukan berarti harus mengganti namanya menjadi Muhamad as Siddik, atau yg lain sbagainya biar kelihatan seperti keturunan arab.
(*) Mohon maaf jika ada yg namanya tercantum disini. Kesamaan nama dan tokoh hanya kebetulan
April 17, 2009 pukul 3:05 am
@ daeng limpo
Memang ada tulisan “positif” tentang Islam apalagi PKS kalau bukan dari mereka sendiri?
plis deh polos banget si bapak
April 17, 2009 pukul 3:12 am
@ Adjie
“Menegakkan syariat islam bukan berarti merubah NKRI menjadi NII.”
Betul tuh pak! Secara pelan-pelan bottom up mengganti hukum positif menjadi bersyariah mulai dari Perda, perbankan jadi ada perbankan syariah, dan secara diam2 mengamandemen UUD 45 jadi kembali mencantumkan syariah, lama-lama semua perundang berdasarkan syariah dan UUD 45 serta Pancasila cuma baju saja.
😛
April 30, 2009 pukul 11:28 pm
Kenapa sih kok phobia amat sm Islam. dalam islam itu semua ada aturannya mulai bangun tidur sampai tidur lg, mulai kentut sampe boker, mulai pacaran sampai perceraian, gender, toleransi dllsb Pokoke komplit plit (berat bah !) Seperti telah dicontohkan oleh nabi besar Muhammad SAW. Soal pilih partai gampang. kita liat aja yg sesuai napas islam “untuk mencapai/berbuat kebaikan harus lewat cara2 yg baik pula”
Mei 17, 2009 pukul 4:27 am
si abang ini masih juga ga sadar
padahal banjir airnya udah sampai di mulutnya
meski dia udah naik ke tugu monas
Juli 28, 2010 pukul 2:37 am
bilang syariat ap????
kalo bilang syariat nya ust abu ya g ada tu pake demokrasi segala. . . .
kalo mau jangfan setengah2. . PKS y sama aj
April 17, 2009 pukul 3:34 am
@daeng limpo: arab saudi dan amerika bukannya sekutuan ya?
April 17, 2009 pukul 7:26 am
PKS memang lagi ngetop nih……dimana-mana. Apalagi habis pemilu mau koalisi dengan DEMOKRAT.
April 19, 2009 pukul 6:33 am
Perasaan hampir tiap tahun, atau mungkin lebih tepatnya tiap pergantian pemimpin (presiden) ada aja bagian UUD yang di amandemen. Tanya kenapa?
April 21, 2009 pukul 8:24 am
bagi gue… mau pake sistem apa ke.. masa bodoh yang penting negara jadi makmur…
bertahan dengan satu ideologi yang dianggap terbaik, tapi buktinya ????
coba ganti pake sistem lainnya
April 26, 2009 pukul 6:18 am
Bodo ah, ga peduli ama PKS..!!!
Gusdur siapa sih? (ama ponakan aja ngga akur)
namanya juga persaingan dunia politik (jadinya lupa mana dosa dan mana pahala)
Islam ya Islam bagi gw……
intinya Al’Quran & Sunah. (titik)
ngaku Islam kalo kelakuannya ngga bener ya sami mawon.
wes lah pokok e pak SBY dadi presiden
yang laen ke laut aje….
hahaha……….
April 27, 2009 pukul 1:30 am
Bukan membela PKS ataupun Partai2 Islam, tapi kenapa demokrasi selalu dijunjung tinggi, sedangkan agama (baik islam, kristen dll)selalu anda kucilkan didalam hati
Mei 20, 2009 pukul 2:13 pm
urusan agam itu urusan vertikal bos, urusan individu dengan Tuhan, jadi kita gak bisa ngurusin/ngatur2 orang lain, apalagi negara lita beragam banget, macem2 budayanya.
sedangkan kalau dalam kehidupan bernegara itu ya demokrasi dibutuhkan bgt buat kesejahteraan masyarakat. namanya jg dari, oleh, dan untuk rakyat
April 12, 2014 pukul 3:56 pm
Ketahuan deh @bhineka tunggal ika ini sekulernya, kalau anda anggap islam hanya agama pantas anda bilang urusannya hanya vertikal, berarti anda salah dalam berislam! karena sejatinya ISLAM BUKAN AGAMA, islam adalah dien, cara hidup, bukan hanya ibadah melainkan juga syariah dan muamalah, bukan hanya tauhid melainkan juga aqidah dan akhlak, hablumminallah dan hablumminannas, semua urusan. Kalau anda ingin memisahkan islam dengan suatu urusan, dalam kasus ini urusan politik, dengan berat hati saya katakan, anda belum islam..!
April 27, 2009 pukul 9:36 pm
Hmmm, PKS emang radikal ………………..
Menyedihkan setelah bertahun-tahun terbiasa dengan massa mengambang, dan membudayakan pemilu yang berdasarkan logika, sekarang ada lagi partai yang ngajak fanatik-fanatikan….
Saya senang dengan sistem pemilu sekarang. Pemilu yang dulunya mengkhawatirkan menjadi amat menyenangkan. Full hiburan, full pulus…
Saat ini Indonesia telah menjadikan pemilu yang unik, satu rumah beda partai biasa. Tidak ada ngotot-ngototan. Sementara di luar negeri, pemilu selalu penuh dengan pengorbanan, dari simpatisan yang sebenarnya tidak tahu apa-apa.
Mudah-mudahan, langkah PKS memanatikkan kadernya tidak diikuti partai lain, meskipun cara itu sangat ampuh dalam membesarkan partai. So, bertanggung jawablah pada masyarakat. Pintarkanlah yang bodohi, jangan malah memperbodoh mereka.
April 29, 2009 pukul 9:32 am
Biarkan rakyat yang memilih..karena sekarang kehidupan juga sama aja, dengan adanya perubahan, jg ada harapan untuk lebih baik.
April 30, 2009 pukul 3:52 pm
Lah Gusudr itukan liberal sekuler, Syafii maarif sudah dipecat dari Muhammadiyah karena berpaham liberal. the wahid institut dibiayai oleh Asia foundation.
masak yg kayak gitu dipercaya.
Mei 3, 2009 pukul 4:37 am
Saya masih beragama Islam karena ada Gusdur dan Buya Syafi’i. Saya lebih percaya mereka dari pada Islamis yang mau menang sendiri seperti kelompok Anda.
Mei 20, 2009 pukul 2:21 pm
sepakat bos, gara2 banyak orang2 yg gak ngerti sepenuhnya ttg islam malah jd ngerusak nama islam, ya kayak fpi,amrozi and the gank deh. untung masih ada orang2 yg menunjukkan bahwa islam itu damai
Mei 2, 2009 pukul 8:00 am
NEGERI PENUH MISTERI
(sebuah puisi dari balik jeruji dogma)
**dibuat oleh anak berusia 5 tahun**
JANGAN JADIKAN POLITIK sebagai PANGLIMA
JANGAN PULA PERALAT AGAMA sebagai SENJATA !!
Jika keduanya tetap dilakukan, niscaya kerja keras dan perjuangan semua akan sia-sia menjadi malapetaka besar menimpa bangsa tercinta.
imperialisme telah menjelajah seluruh lini
imperialisme ekonomi, imperialisme ideologi
dan imperialisme RELIGI
Imperialisme ekonomi berkedok siar religi
imperialisme religi berkedok siar ekonomi
selalu mencoba mencakar tubuh Ibu Pertiwi
Lahirlah ideologi ekstrim “KANAN” dan “KIRI”
“KANAN” dan “KIRI” bukanlah asli BUMI PERTIWI
ialah ideologi impor luar kepentingan negeri
Namun
sang pusaka merah putih, jiwa nasionalisme,
PANCASILA, BHINEKA TUNGGAL IKKA
Menjadi pusaka “GAIB” yang SAKTI
sebagai roh bagi Bumi Pertiwi
Sebuah pembelajaran berulang-kali terjadi
Siapa yang terlalu “KANAN” maupun terlalu “KIRI”
akan runtuh, hancur melebur lalu mati
menjadi bukti yang tak bisa kita pungkiri
dari dulu, kini, dan mungkin…saat nanti
Orang teriak lantang bagaikan PAHLAWAN KESIANGAN
Ingin merubah Indonesia menjadi terlalu “kanan”
Yang lain ingin merubah negeri menjadi terlalu “KIRI”
Belum juga mereka MENYADARI, Jika akan terjungkir lagi
Oleh Kekuatan pusaka sakti nan penuh misteri
Jika terus begini, niscaya akan kuwalat dengan musibah bencana melanda seluruh negeri,
biarkan saja kita lihat nanti
yang “terbunuh” mereka yang mencoba “membunuh”
yang “mati” mereka yang berusaha menghabisi
yang celaka mereka yang bikin malapetaka
TUHAN tak perlu dibela, karena Tuhan Mahakuasa
TUHAN bukanlah Dzat yg PRIMORDIAL,
kenapa manusia berlagak primodrial
Tuhan tidaklah ETNOSENTRIS,
Kenapa manusia terfokus etnosentrisme
Tuhan bukanlah RASIS,
namun manusia mempraktikan politik rasistis
Tuhan Mahaluas Tiada Batas
Manusialah yg bikin BATAS-BATAS
TUHAN kukira tidaklah beragama
manusialah yg melembaga agama
TUHAN MAHA PENGASIH PENYAYANG
Manusialah tukang membenci dan menyalahkan sesama
Yaa..TUhan tanpa nama
bahasa manusialah yg mendefinisikan nama
Tuhan bukanlah wujud CIPTAAN yang dapat digambarkan
TUHAN ADALAH TRANSENDEN yang tiada rupa, tiada bau, tiada warna, tiada bentuk, tiada nama,
Tuhan tan kena kinira, tan kena kinaya ngapa.
Mei 3, 2009 pukul 4:39 am
Ngomongin agama lagi ya? Agama tu cuma bikin orang berkelahi. Nggak ada gunanya …
Mei 16, 2009 pukul 9:35 am
SELALU SAJA ADA YANG SENGAJA MEMUNCULKAN PERDEBATAN.
YG PENTING SIKAP KITA
Mei 4, 2009 pukul 4:47 am
Islam.. Islam.. kenapa saling curiga? Masak mau balik ke jaman jahiliyah lagi seperti kepala2 suku yg berantem? Ayo dong, jangan mau terpecah, pemimpin bertanggung jawab.
Mei 18, 2009 pukul 6:12 pm
Endonesya memang sedang dalam kondisi mirip jaman jahiliyah! Liat aja parpol saling berebut kekuasaan, elit-elit politiknya juga!
Menurut saya agama apapun pasti gagal kalau dipakai untuk mengatasi masalah ini!
Sayang, sikoruptor hebat dah mati. Seandainya dia masih idup, pemerintah bisa minta nasehat ma dia untuk kasus ini.
Mei 4, 2009 pukul 4:30 pm
TAI LO… LEBAY BGT SIH, GA MUTU, SOK TAU… KALAU GA ADA KERJAAN MENDINGAN LO COLIIII DEEH..
Mei 6, 2009 pukul 8:52 am
gusdur lagi gusdur lagi
udah..kelaut aje…
hiks…..
Mei 15, 2009 pukul 2:58 am
ya….istilahnya kan anjing menggonggong jihat tentara jihad tetap berlalu
hehehe….kaburrrrrrrrrr
Mei 15, 2009 pukul 4:31 am
SMS Seruan dr KPU:
Pilih dan bergabung dengan partai-partai dibawah ini :
– PKS (Partai Khilafah & Syariah)
– PKB (Pasti Khilafah Bangkit)
– GOLKAR (Golongan Khilafah Ar-Rasyidah)
– DEMOKRAT (Demi Moslem Khilafah Rasyidah Harus Tegak)
– PIS (Penegak Islam Syariah)
Pengirim :
KPU (Khilafah Pembela Umat) bekerja sama dgn KPK(Komunitas Penegak Khilafah)
Mei 28, 2009 pukul 11:50 am
Gimana kalo
Partai Komunis Shalat
Indoktrinasi ala facis italy, kaderisasi dan inviltrasi ala komunis.
Tapi orang2nya pada shalt
Mei 15, 2009 pukul 3:21 pm
PKS GOBLOK! NTAR JADI INDONISTAN YG KERE PENUH KAMBING BERJENGGOT PLUS LEMPER
Mei 17, 2009 pukul 10:41 pm
[…] Posts Video Kiki Fatmala VS Saiful JamilBuku Hidden Agenda PKS Beredar “Ilusi Negara Islam”Gempar! Wanita MALAYSIA Tak Puas SEKS!Alhamdulillah Demokrat Menang, PKS Gigit JariVideo Caleg PKS […]
Mei 18, 2009 pukul 6:57 am
Ijin copy paste tulisan anda untuk dipublikasikan di Suara Anda Metro TV facebook Group (Bisa anda cek di http://www.facebook.com/group.php?gid=56442086101)
Mei 18, 2009 pukul 2:41 pm
Moggo pak, insya allah umat tercerahkan
Mei 18, 2009 pukul 2:56 pm
[…] Posts Buku Hidden Agenda PKS Beredar “Ilusi Negara Islam”Video Kiki Fatmala VS Saiful JamilBuku Ilusi Negara Islam Diperbanyak di Empat NegaraGempar! Wanita […]
Mei 20, 2009 pukul 4:28 pm
PKS sedang jadi bulan bulanan partai tua oiiiii
bentar lagi juga bubar ditinggal konstituennya…
PKS oh PKS…kasihan dirimu nak…
Mei 22, 2009 pukul 11:22 am
jadi ga kepngen milih sby
cos saya kwatir PKS bakal dapat Jatah yang nggak-nggak dari koalisinya
calon lainnya yo ngono
Mei 26, 2009 pukul 9:25 am
ini baru PKS..!!!
Partai menengah yg telah membuat partai besar terperangah bahkan sampai di buat buku lagi…keren!
Salut buat PKS…biar masih kecil tp sudah di takutin dan membuat yg gede pada gigit jari…iih wow
bagai semut yg menerkam gajah…
LANJUTKAN!
Juni 2, 2009 pukul 8:15 am
PKS punya agenda tersembunyi, bukan rahasia lagi. Soalnya bukan pada PKS nya, tetapi pada kita2 yang memang tahu dan mememahami tapi tidak berani kritis. Agama itu sakral kerap jadi alasan mengapa banyak orang tidak mampu mengeluarkan daya kritisnya. Ranah ini yang dipakai oleh PKS dalam membumikan agendanya yang tersembunyi itu.
Maka soalnya bukan hanya pada PKS tetapi pada kita, formalitas agama, kerap menjadi penghambat daya kritis masyarakat. Angkat topi justru untuk NU dan Mumamadyah, yang dewasa ini mengembangkan metode transformasi ktritis di kalangan jemaahnya.
Juli 30, 2009 pukul 6:00 pm
tapi kalo keblalsen, ya repot juga bos ! Sebab tidak semua yang ada di ilmu agama harus dipikir oleh manusia. Ada batasan-batasan yang memang menjadi prerogratif yang bikin hujan. Misalnya hal-hal yang terkait dengan ghaib, takdir, kodrat dsb. Ya to !? Kritis boleh, asal tidak yang sifatnya protes terhadap ketentuan ALLAH SWT. Ketetapan ALLAH adalah yang terbaik bagi hamba-Nya.
Juni 3, 2009 pukul 3:16 am
Indonesia sedang kehilangan pemimpin nasional. yang ada sekarang adalah pemimpin agama, pemimpin partai, dan tidak ada yang bersifat nasional…. Kalau pemimpin Nasional selalu mengedepankan kepentingan nasional,bukan kepentingan golongan, agama, kelompok dlsb. Ayo .. dong bangun negara ini… kita tetap harus beragama tetapi tidak berarti negara ini harus berdasarkan azas satu agama.
Juni 4, 2009 pukul 9:21 am
kenapa ya ujung-ujungnya pada ribut…. gitu kok semuanya ngaku islam…payah!!!!!
ntar kalo bisa pada ngumpul trus minum kopi ma nonton sepakbola….dijamin pada akur…
Juli 10, 2009 pukul 2:50 am
PKS punya hidden agenda, buku “ilusi negara Islam” dan para penulisnya juga punya hidden agenda, semua partai dan politisi juga punya hidden agenda… Mari kita semua ber-hidden agenda ria… Gitu aja kok repot… 🙂
Juli 13, 2009 pukul 8:00 am
tak peduli PKS disebut munafik atau disebut goblok, saya tetap akan menjadi kader PKS dan akan tetap mengajak semua orang untuk memilih PKS dalam setiap pemilu
Januari 28, 2011 pukul 7:11 pm
pilig pks dalam setiap pemilu.karena pemilu yang dimenangkan pks itu lah pemilu yang terakhirkalinya.pks berkuasa, pemilu jadi kedaluarsa. Khilafah !
Juli 30, 2009 pukul 5:54 pm
Sampe kapanpun yang namanya politik, urursannya sama perut bos ! Agama urusanya akhirat, ya gak ! Kalo agama dipakai untuk berpolitik, aku yakin besok kalo ke neraka pasti yang duluan tuh, hee heee !!!!
Agustus 7, 2009 pukul 9:16 am
Lha iya tho, melihat tanggal hari raya Ied aja masih berbeda-beda, tapi kenapa kalau Iedul Adha kok bisa sama ya? Apalagi melihat hal-hal lain yang lebih kompleks
Agustus 20, 2009 pukul 1:32 am
Ya iya lahhh….
Kan sebelum idul adha nggak ada puasa dulu…
Penetapan idul fitri berbeda kan karena beda kapan hari terakhir puasanya, gitu oommm…
PISS…..
Agustus 21, 2009 pukul 7:39 am
artikel yang sangat bermanfaat
terima kasih infonya
Maret 3, 2011 pukul 3:06 pm
kalau kita nilai islam itu baik mari kita tegakkan ,,dukung,,siapa saja yang menegak kanya,,bukan saling hujat…sadar bung,,,sadar.
Oktober 23, 2011 pukul 6:28 pm
Buku apaan tuhh??.
Oalah buku itu tohh,.??
Editornya Gus Dur??,.
Gini hari masih percaya Gus Dur(wahid centre)?? Mereka tuh ye,. Yg biayain Washington juga man,. Wahid centre itu anggotanya anjing2 herder Israel. Belajar lagi dahh,., siapa kawan Lo dan siapa lawan Lo.,