Apakah Binatang Juga Ulama?

Dunia medsos sempat digegerkan dengan sebuah video ceramah Ustad Nur Sugik yang mengatakan bahwa Binatang Juga Ulama. Video dapat anda lihat dan tonton di halaman berikut.

Menonton video ceramah dari Nur Sugik yang mengaku sebagai ustad, membuat saya tertarik untuk mencari definisi dari kata “Ulama.” Berdasarkan definisi yang ada di Wikipedia, tertulis bahwa Ulama (bahasa Arab: العلماء, har. ‘orang-orang berilmu, para sarjana’‎) adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan, baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.
Dari definisi diatas jelas tertulis bahwa perkataan Ulama ditujukan ke manusia, karena belum ada binatang yang bisa membina dan membimbing imat Islam.

Nur Sugik Binatang yang jadi Ulama

Nur Sugik Binatang yang jadi Ulama

Sugik Nur pun kemudian berdalil menggunakan Alquran surah fathir ayat 28 yaitu :
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَاۤبِّ وَٱلۡأَنۡعَـٰمِ مُخۡتَلِفٌ أَلۡوَ ٰ⁠نُهُۥ كَذَ ٰ⁠لِكَۗ إِنَّمَا یَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَـٰۤؤُا۟ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِیزٌ غَفُورٌ

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Sugik Nur menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa menurut Allah ulama’ tidak hanya manusia, namun binatang melata, dan hewan ternak yang takut kepada Allah juga bisa disebut ulama. Bahkan dia menyebut secara spesifik dan tegas “jadi menurut Allah, ulama’ itu bisa ular, bisa ayam, bisa kambing, bisa manusia, yang penting takut kepada Allah.” tegasnya.

Yang perlu diperhatikan dan dicatat bahwa Ulama itu berakar dari term ilmu Ushulya adalah tetap ilmu, dan yang diajari ilmu pertama adalah manusia dan bukan hewan. Seperti pada ayat dibawah ini.

وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar” (ayat 31 surah al-Baqarah.)

Maka jika ada kesimpulan bahwa Ulama seperti yang disebutkan Sugik Nur bisa dari hewan itu logikanya harus di ulas dan dipertanggung jawabkan sebagai diskripsi penghinaan akal dan pelecehan Ulama serta penistaan kitab suci. Argument dengan cacat logika akan tampak meyakinkan awalnya, tetapi bila ditelaah lebih lanjut mampu memprrlihatkan kecacatan dalam argument tersebut. Dan menjadi bumerang bagi pemilik kecerdasan.

Maka hendaknya kita berhati-hati dalam mengambil ilmu, terutama ilmu agama, karena apabila kita tidak mengambil ilmu pada orang yang tepat yang terjadi hanyalah mendapatkan pemahaman agama yang kurang tepat bahkan sesat dan menyesatkan, kita mencari guru yang tepat bukan diukur dari apakah dia pandai bersilat lidah di atas podium kemudian kita sebut dia orang Alim atau ulama’, namun kita melihat kapasitas dan sanad keilmuannya.

Ditulis dalam Agama. Tag: , . Leave a Comment »

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: