Saat China terkena corona, para kadrun dan ustadz wahabi tepuk tangan kegirangan “mampus lu komunis musuh Islam”. Giliran corona menyerang Makkah, mereka bisu.
Saat China terkena corona warganya bersatu padu bersama mengatasi virus. Nilai kemanusiaan dan empati sesama anak bangsa mereka tunjukkan. Semua ikhlas jadi relawan demi keselamatan bangsa. Padahal mereka dibilang kapir komunis.
Indonesia yang mengaku paling sholeh, religius dan beriman malah saling hujat dan terpecah belah antar anak bangsa. Isu corona ditunggangi dan dijadikan komoditi politik murahan demi ambisi berkuasa kelompok kadrun.
Mulai dari kroco, ustadz, anggota dewan hingga gubernur kadrun bersatu bikin hoax, provokasi dan menebar ketakutan agar tercipta chaos yang memungkinkan mereka untuk makar dan membangkitkan revolusi.
Mulai dari ustadz yang bilang corona tentara Allah, anggota dewan yang bikin hoax, Gabener yang konpers situasi genting, jualan masker 300 ribu hingga bikin ribuan orang antri sebagai ” efek kejut yang disengaja” yang justru bisa menyebarkan virus lebih banyak.
Belum lagi FPI yang minta Presiden dan kabinet dikarantina, JK minta lockdown hingga seruan dan tagar lockdown dari bani kadrun. Mereka tidak peduli bangsa ini hancur yang penting mereka bisa berkuasa.
Fakta membuktikan dimanapun jika jumlah populasi kadrun (wahabi radikal) meningkat maka negara itu pasti mundur ke belakang dan hancur oleh perang saudara. Negara2 di timur tengah sudah membuktikannya.
Komunis tapi berakal sehat seperti China ternyata lebih siap dan mampu mengatasi wabah seperti virus corona. Beriman tapi keras kepala, arogan dan agak bego justru akan semakin terpuruk dalam kebodohan dan keterbelakangan.
Salam Kapan Waras
# Lockdown Congorna & Cadruna Aja
Tinggalkan Balasan