Pernah anda membenci forex? Saya pernah. Malah sampai benci banget sampe ke tulang sumsum!
Saya bangkrut karena forex, kehilangan segalanya, sampai terusir dari kota dan jadi “pelarian” karena diancam bunuh oleh investor-investor saya. Dan karena itu semua saya menyalahkan forex.
Saking bencinya, setiap mendengar kata forex saya jadi mual, muak dan bete seketika, kadang sampe sakit perut nggak jelas. Sebisa mungkin saya menghindar dari forex. Setiap jalan ke mall atau melewati cafe, melihat ada orang yang duduk dengan laptop dimeja, saya langsung sangka buruk, pasti trade forex. Dan tanpa sadar ada suara dikepala saya
“Sok paten, nanti bangkrut kayak aku, baru kau tau rasa”,
“Sombong, bentar lagi miskin kau”
“Bentar lagi kau akan kehilangan semua hartamu lae”.
Itu kata-kata hampir seperti doa. Pokoknya saat itu orang yang paling saya benci itu trader.
Bahkan yang lebih menyakitkan adalah kehilangan teman dan saudara. Selama 4 tahun, di HP saya hanya ada 10 nama. Ortu dan adik-adik saya. Yang lebih ngenes itu istri saya, dia bahkan harus memutuskan contact dengan kakak kandungnya sendiri.
Hanya untuk menutupi keberadaan saya. Tidak ada yang boleh tau saya dimana, karena taruhannya nyawa.